Jumat, 21 Desember 2012

TUGAS MATA KULIAH MINERALOGI dan PETROLOGI

Pendahuluan:
Batuan sedimen yang paling umum dijumpai adalah batuan sedimen klastik. Namun, batuan lain yang signifikan dan punya arti penting adalah batuan karbonat dan batubara. Ada juga batuan jenis lain, seperti batuan pospat, batuan evaporit (halite, anhydrite, gypsum, dll)
Soal :
Apakah klasifikasi batuan karbonat menurut Dunham (1962)? Jelaskan klasifikasi ini dalam menentukan jenis batuan!
Jawab :
Berdasarkan klasifikasi yang disampaikan dunham  maka diketahui batuan karbonat di klasifikasikan menjadi :

   1. Mudstone ( Mud Supported )
Merupakan jenis batuan karbonat yang mengandung unsur butiran atau fragmennya kurang dari 10% dan fragmen tersebut berada dalam matriks yang berasal dari lumpur karbonat yang jumlahnya sekitar 90%, ukuran butiran penyusun mudstone ini dalam kisaran 0.0625 mm
    2. Wackestone ( Mud Supported )
Merupakan batuan sedimen karbonat dengan kandungan fragmennya lebih besar dari 10% dari massa batuan itu sendiri. Fragmen yang terdapat pada batuan ini di balut oleh lumpur karbonat sebagai matriksnya dan fragmen-fragmen yang ada mengambang di dalam matriksnya tanpa ada persinggungan antar masing-masing fragmennya.
  3. Packstone ( Grain Supported )
Packstone merupakan jenis batuan karbonat yang memiliki kandungan fragmen yang lebih banyak dibandingkan dengan mudstone dan wackestone. Artinya batuan ini mengandung banyak fragmen sehingga memungkinkan fragmennya akn bersinggungan di dalam matriks lumpur. Butirannya berkisar pada ukuran 2 mm hingga 0.064 mm.
   4. Grainstone ( Grain Supported )
Batuan karbonat jenis ini hampir memiliki kesamaan dengan batuan peckstone, hanya saja dalam batuan ini telah hampir didominasi oleh kandungan fragmen, sehingga lumpur yang terakumulasi dalam batuan ini sangat sedikit sekali, bahkan dalam beberapa jenis batuan ini tidak ditemukan lumpur sama sekali.
   5. Boundstone
Batuan jenis boundstone ini merupakan jenis batuan karbonat yang tersusun oleh fragmen batuan sedimen asli berupa organism seperti karang dan bryozoan, dimana dalam beberapa dari jenis batuan ini ditemukan adanya akumulasi lumpur.
    6. Crystalline karbonat
Batuan jenis ini merupakan batuan yang tersusun dari kandungan Kristal-kristal karbonat tanpa adanya akumulasi dari lumpur maupun fragmen-fragmen sedimen.

Dalam penentuan batuan ini yang paling utama dilihat adalah jumlah akumulasi fragment yang terkandung dalam batuan tersebut, selain itu akumulasi dari lumpur juga memepengaruhi penamaan pada batuan karbonat ini.

Soal :
Bagaimana kamu mengidentifikasikan batuan karbonat memiliki porositas primer dan porositas sekunder?
Jawab:
Pada dasarnya batuan sedimen karbonat tergolong pada batuan sedimen yang memiliki porositas yang kurang baik karena umumnya batuan ini disusun oleh material halus yang memiliki ukuran yang hamper seragam, dimana dalam beberapa batuan sedimen karbonat ini juga di bentuk dari Kristal-kristal karbonat yang porositasnya kurang baik. Sehingga dalam batuan sedimen karbonat terdapat porositas primer dan porositas sekunder.

 Dalam mengidentifikasi porositas sekundernya kita perlu mengidentifikasi kehadiran rekahan-rekahan yang juga bertindak sebagai pori. Hadirnya porositas sekunder tersebut di akibatkan oleh tenaga eksogen seperti pelarutan oleh air hujan, adanya kekar sehingga fluida dapat masuk.
Sedangkan jika kita tidak menemukan adanya retakan, patahan maupun pori yang disebabkn adanya pelarutan pada batuan karbonat maka itu dapat kita anggap sebagai batuan yang memiliki porositas primer selain itu mengindentifikasi porositas primer dari batuan karbonat juga dapat dilakukan dengan memperhatikan tekstur butiran fragment yang menyusun batuan karbonat.

Soal :
Bagaimana cara kamu membedakan antara (klasifikasi Grabau):
a) Calcirudite
b) Calcarenite
c) Calcisiltite
d) Calcilutite
Jawab :
a. Calcirudite
Merupakan jenis batuan sedimen allochems yang ukuran butirnya lebih besar dari 2 mm, dan banyak butiran yang memiliki ukuran ini berkisar pada 25% dari massa batuan itu sendiri. Batuan jenis ini digolongkan menjadi tipe batuan limestone
b. Calcarenite
Merupakan jenis batuan sedimen allochem yang ukuran butirnya berkisar pada ukuran 1/16-1/256 mm. Batuan jenis ini digolongkan menjadi tipe batuan kalsit dan limestone
c. Calcilutite
Merupakan jenis batuan sedimen allochem yang ukuran butirnya lebih kecil dari 1/256 mm.Umumnya  Batuan jenis ini digolongkan menjadi tipe batuan kalsit
d. Calcisiltite
Merupakan jenis batuan sedimen allochem yang ukuran butirnya berkisar pada 1/16-2 mm, dan memiliki kandungan fragmen yang lumayan banyak sehingga akumulasi matrixnya tidak lebih dari 5% dari total massa batuan . Batuan jenis ini digolongkan menjadi tipe batuan limestone dan kalsit.
Soal :
Berikan penjelasan tentang klasifikasi batubara berdasarkan rasio H : C yang dikandungnya?
Jawab  :
Secara umum batu bara digolongkan menjadi 5 bagian (dari tingkat yg paling tinngi hingga tingkat yg rendah). Penggolongan ini menekankan pada kandungan relative antara unsur C dan H2O, diantaranya:
a.       Anthracite(C240H90O4NS)
Warna           : Hitam, sangat mengkilat
Kekompkan         : kompak
Kandungan Karbon  : sangat tinggi
Kandungan air     : sangat sedikit
Kandungan abu     : Sangat sedikit
Kandungan sulfur  : Sangat sedikit
b.       Bituminous(C137H97O9NS )
Warna            : Hitam mengkilap
Kekompkan         :kurang  kompak
Kandungan Karbon   : relatif tinggi
Kandungan air      : sedikit
Kandungan abu      : sedikit
Kandungan sulfur   : sedikit
c.       Sub bituminous coal(C137H97O9NS )
Warna              : Hitam
Kekompkan          :kurang  kompak
Kandungan Karbon   : Cukup tinggi
Kandungan air      : Cukup Banyak
Kandungan abu      : Cukup Banyak
Kandungan sulfur   : Sedikit
d.       lignite (brown coal)
Warna              : Hitam,
Kekompkan           : sangat rapuh
Kandungan Karbon    : sedikit
Kandungan air       : tinggi
Kandungan abu       : banyak
Kandungan sulfur    :sedikit
e.       Peat ( Gambut )
Batu Bara yang berpori dan belum adanya pemfosilan. diperlukan proses lebih lanjut untuk menggunakan Gambut sebagai penghasil Energi.
                                      

DAFTAR REFERENSI :

Jumat, 14 Desember 2012

METODEPENAMBANGAN BAWAH TANAH "CAVING"



Top Slicing
Top slicing digunakan pada penambangan bawah tanah yang memiliki badan bijih dan country rock yang lunak. Dimana penambangan dilakukan selapis demi selapis dari bawah ke atas atau dari atas kebawah pada stope yang disangga. Penambangan model ini biasanya untuk keadaan sebagai berikut :
a.                   Untuk endapan yang memiliki overburden yang lemah sehingga saat dilakukan penggalian dibawahnya maka akan secara perlahan-lahan turun menutu lubang bukaan..
b.                  Memilik ukuran endapan yang cukup besar
c.                   Batas endapan dengan country rock cukup jelasa sehingga tidak memerlukan selectif mining
d.                  Dipermukaan tidak diperbolehkan adanya bangunan karena akan ada penurunan permukaan
Sub Level Caving
Sub-level caving adalah cara penambangan yang memulai penggaliannya dari atas kebawah dimana pengalian dilakukan selapis demi selapis dan penambangannya dilakukan secara lateral.
Seluruh ketebalan endapan bijih diantara kedua sub-level diambil dengan cara meruntuhkan suatu tumpukan bekas penyangga atau timber material akn terjadi pada bagian atas sehingga memisahkan bijih dengan overburden. Sistem ini biasanya dignakan untuk menambang bijih dengan kriteria sebagai berikut :
a.                   Endapan memiliki ketebalan yang sedang, artinya batuan akan runtuh dengan sendirinya secara beraturan atau tidak akan runtuh dengan penyanggaan seperlunya
b.                  Kemiringan endapan untuk metode ini tidak terlalau berpengaruh
c.                   Ketebalan endapan lebih kurang 30 meter
d.                  Karena menyebabkan subsidence pada permukaan tanah, maka permukaan tidak boleh terdapat bangunan
e.                   Memiliki kadar dan mining recovery yang tinggi
Cara penambangan ini dapat dikatakan merupakan suatu penambangan transisi antara ”top slicing” dengan penyanggaan ”block caving” tetapi penambangan dengan cara ini juga dapat dianggap sebagai ”shsft level stoping” dengan ”block caving”. Walaupun demikian terdapat persyaratan dalam melakukan penambangan dengan menggunakan metode ini yaitu over burden harus dapat dipecah-pecah dalam ukuran besar atau block-block, dan ini merupakan suatu syarat yang khas dari penambangan dengan metode ini.
 Block Caving
Block caving merupakan suatu cara penambangan dengan melakukan under cutting terhadap suatu blok dari pada badan bijih, dengan ketinggian antara 2,5 – 6 meter. Blok akan runtuh secara perlahan-lahan jika pilar tersebut diambil. Kemudian bijih yang telah ditambang dikeluarkan melalui drow point yang telah dibuat dengan interval tertentu. Pengambilan bijih melalui drow point harus bersama-sama agar bijih tidak tercampur dengan country rock.
Pemakai metode ini cocok untuk endapan dengan criteria sebagai berikut :
a.                   Untuk endapan bijih yang mudah runtuh, dan dapat dipisahkan dari blok sebelumnya (country rock), dimana material caving juga harus mudah pecah dalam ukuran yang kecil atau jangan menjadi blok-blok, dan penekanan akan membantu pemecahan ijih yang ada dibawahnya. Dan antara material bijih dan caving terlihat jelas perbedaannya sehingga pada saat berada di drow point dilusi dapat dihindari
b.                  Kemiringan dalam system ini tidak masalah, kecuali jika endapan bijih tersebut berbentuk vien dimana kemiringannya harus 65 derajat
c.                   Memiliki cadangan yang cukup besar dengan ketebalan 30 meter dan tebal vertikalnya 35 meter
d.                  Tidak memerlukan selectif mining
e.                   Dapat menimbulkan subsidence

METODE PENAMBANGAN BAWAH TANAH SUPPORTED STOPE



Cut and Fill
Cut and fill merupakan suatu cara penambangan yang mengali bagian demi bagian. Sebelum pengalian berikutnya dilakukan maka dilakukan penggisian material dari luar untuk mengantikan material yang telah ditambang. Dan material-material tersebut dapat berfungsi sebagai :
a.                   Tempat berpijak pengalian dan pemborab berikutnya
b.                  Sebagai penyangga country rock
c.                   Mencegah terjadinya surface subsidence secara tiba-tiba jika sudah banyak material yang diambil.
Sedangkan syarat dari pemakai methode ini adalah :
a.                   Untuk penambangan dengan country rock agak lunak
b.                  Untuk endapan berbentuk vien harus memiliki dip kurang dari 45 derajat
c.                   Ketebalan bijih antara 1 – 6 meter
d.                  Memiliki batas yang kurang jalas antara ore body dan country rock
e.                   Memiliki kadar tinggi agar pembelian material pengisi seimbang dengan penambangan.
Stull Stoping
Stull stoping merupakan suatu cara dimana tempat penggalian disanggah dengan menggunakan kayu dari foot wall sampai hanging wall. Pengaruh kayu yang demikian disebut dengan “stull” yang dapay dipasang dengan jarak yang konstan atau dengan jarak yang sembarang mengingat pemasangan hanya pada tempat-tempat tertentu saja.
Syarat dari pemakaian metode ini antara lain :
a.                   Country rock cukup kuat namun mudah pecah berbongkah-bongkah, untuk material yang lunak stull kurang cocok mengingat ini digunakan bukan untuk menahan beban yang besar.
b.                  Ketebalan dari ore berkisar antara 1 – 3 meter
c.                   Memiliki mining recovery yang tinggi dan kadar yang tinggi.
Square Setting
Square setting merupakan suatu cara penambangan dengan menyangga secara sistematis disetiap bagian-bagian yang telah selesai ditambang, dengan menggunakan kayu yang bebentuk empat persegi panjang atau bujur sangkar. Pemakaian metode ini memiliki syarat antara lain :
a.                   Bijih sangat mudah runtuh sehingga perlu suatu penyangga yang sistematis pada setiap bagian yang telah selesai ditambang. Sedangkan country rocknya sendiri juga mudah runtuh. Mudah runtuhnya suatu endapan bijih disebabkan oleh beberapa hal antara lain : penyisipan batuan lunak diantara bijih, jika pembentu bijih merupakan mineral-mineral sulfida biasanya gampang rapuh, adanya perubahan-perubahan struktur geologi disekitarnya.
b.                  Kemiringan harus lebih dari 45 derajat
c.                   Ketebalan endapan minimal 3,5 meter
d.                  Memiliki kadar d n minin recovery yang tnggi
e.                   Memiliki batas-batas yang kurang jelas antara badan bijih dan country rocknya.

SISTEM INISIASI PELEDAKAN (Blast Initiation System)

Inisiator merupakan suatu istilah yang diguanakan oleh perusahaan (industri) bahan peledakn untuk mendeskripsikan peralatan yang dapat dig...