Karena eksplorasi mineral makin lama
makin sulit, mahal, dan kompetitif, maka eksplorasi perlu dilakukan seefisien
mungkin, dengan biaya yang betul-betul efektif. Tiap eksplorasi geokimia
terdiri dari tiga komponen, yaitu sampling (pengambilan conto), analisis, dan
interpretasi. Ketiganya merupakan fungsi bebas yang saling terkait. Kegagalan
pada tahap yang satu akan mempengaruhi tahap berikutnya.
Pemilihan Metode
Pemilihan teknik tergantung pada
mineralogi dan geokimia daerah target. Komposisi badan bijih akan menentukan
unsur yang dapat digunakan. Contohnya Cu sangat ideal untuk endapan tembaga, tapi
As sangat berguna dalam pencarian mineralisasi emas, dll. Lebih jauh lagi
mineralogi daerah target dikombinasikan dengan lingkungan sekunder (pola
dispersinya). Contohnya dispersi Cu bisa hidromorfik dan mekanis, sedangkan
timah putih sangat khas, hampir selalu mekanis sebagai butiran kasiterit, atau
terdapat dalam biotit atau mineral asesori lainnya.
Hal kedua yang perlu dipertimbangkan
adalah relatif dari target (badan bijih) yang dapat dijumpai sebagai : (1)
bijih yang tersingkap, (2) tersingkap sebagian, (3) tertimbun batuan penutup
yang lebih muda, atau (4) tertutup dalam batuan induknya (blind ore)
Penyontoan di permukaan akan efektif
untuk tipe 1) dan 2), tapi perlu antisipasi untuk respon geokimia yang berbeda.
Kasus 3) dan 4) perlu teknik yang optimum yang dapat mendeteksi melalui
penutup, bawah penutup, gas bocor dari mineralisasi, atau mendeteksi halo
(lingkaran) sekitar batuan.
Survey geokimia diterapkan pada berbagai tahapan
eksplorasi mineral, yaitu:
- Survey regional dengan tujuan mencari jalur mineralisasi
- Survey lokal dengan tujuan mengidentifikasi daerah target untuk keperluan evaluasi
- Survey kekayaan dengan tujuan menentukan batas daerah termineralisasi
- Survey deposit dengan tujuan menentukan lokasi dari badan bijih individual
Perlu adanya integrasi antara survey geokimia dengan
strategi eksplorasi keseluruhan.
Optimasi Teknik
Survey
Untuk optimasi survey geokimia perlu
dilakukan identifikasi target yang maksimum. Suatu target perlu jelas terlihat
dalam data geokimia, mungkin dicirikan oleh adanya penambahan atau pengurangan
kelimpahan unsur tertentu atau asosiasinya. Target harus mudah dibedakan dari
data survey lainnya. Dengan kata lain perlu adanya kontras geokimia yang
maksimum (anomali). Pengambilan conto, penyiapan conto, dan pemilihan metode
analitis dapat mempengaruhi kontras.
Pengamatan kontras anomali yang
optimum dimulai di lapangan melalui pengenalan sekitar lingkungan lokal yang
akan mempengaruhi proses dispersi, tempat-tempat yang mungkin mengalami
pelindian atau peningkatan akibat perembesan, kehadiran pengendapan sekunder,
perkembangan tanah yang tidak normal, dan distribusi tanah penutup yang
tertranspor. Catatan lapangan merupakan bagian survey yang penting yang dapat
digunakan bersama-sama dengan analisis data untuk interpretasi.
Pengambilan conto merupakan hal
paling penting dalam eksplorasi geokimia. Preparasi conto yang baik dapat juga
menunjang kontras yang baik. Thomson (1978) mendemonstrasikan bahwa analisis Zn
pada fraksi -0+35 mesh dari material tanah yang diambil pada kedalaman 20 cm
dari tanah semi residu di gurun Saudi Arabia menghasilkan kontras maksimum di
atas badan mineralisasi Zn. Sebaliknya pada fraksi -150 mesh tanah yang sama
mengalami dilusi oleh material barren aeolian sehingga kontras dan
dispersinya jauh berkurang.
Pengkayaan sekunder dari logam yang
terdispersi hidromorfik cenderung terjadi pada fraksi halus dari tanah (lempung
dan silt) atau tanah los yang myelimuti partikel kasar. Pemisahan fraksi halus
dan kasar dapat meningkatkan anomali.
Jarak pengangkutan logam oleh
airtanah dari pelapukan sulfida sangat bervariasi dan dapat menghasilkan pola
geokimia yang sulit untuk diinterpretasikan. Konsentrasi logam yang tinggi
karena pengendapan sekunder mengikuti pola hidromorfik, scavenging dll.
Sering dicirikan oleh bentuk mineral yang lemah dan tidak stabil yang
unsur-unsurnya dapat direcovery dengan teknik analisis yang lemah.
Parameter Survey
Tantangan dalam survey geokimia adalah mendesign
program yang efektif, pada prakteknya adalah membuat keputusan tentang
pemilihan point-point berikut ini,
- Material Sample
- Pola penyontoan
- Preparasi conto
- Prosedur Analitis
- Kriteria interpretasi hasil
Untuk membuat keputusan diperlukan pengetahuan atau
asumsi tentang keadaan daerah survey. Artinya diperlukan rujukan infomasi yang
relevan tentang:
- Dispersi dan karakter mobilitas dari unsur dalam mineral dan batuan induk
- Pengaruh lingkungan lokal pada proses dispersi
- Ukuran target, baik ukuran mineralisasi maupun ukuran yang diharapkan dari lingkaran dispersi sekelilingnya
- Ketersediaan material conto
- Kemampuan analitis
- Kondisi logistik
Lingkungan lokal dapat mempengaruhi
proses dispersi. Faktor yang paling penting yang berhubungan dengan iklim dan
topografi adalah material/tanah di daerah survey, apakah tertranspor atau
residu. Jika tertranspor, asalnya dari apa, kolovium, aluvium? Material eksotis
seperti sedimen berlapis, aluvial, pasir fluvial, abu vulkanik, menutupi batuan
dasar, tetapi tidak mengekspresikan geokimia dari batuan yang berada di
bawahnya.
Ukuran target akan mempengaruhi
pemilihan interval pengambilan conto. Arah orientasi tertentu dari target juga
harus dipertimbangkan dalam lintasan dan grid pengambilan conto. Idealnya, grid
pengambilan conto dibuat dengan garis dasar sejajar terhadap sumbu
panjang target. Garis lintangnya tegaklurus terhadap garis dasar tadi untuk
mendapatkan kemungkinan irisan maksimum.
Survey geokimia yang ideal
didasarkan pada penyontoan yang sistematis dan beraturan untuk memperoleh
database yang homogen, agar dapat dilakukan evaluasi komparatif dari gejala
geokimia. Oleh karena itu penting sekali untuk memilih medium penyontoan yang
seragam di seluruh daerah survey. Teknik preparasi dan teknik analitis harus
dipilih yang dapat menghasilkan data yang dapat dipercaya dan menunjang kontras
yang optimum.
Terakhir, perlu dilakukan evaluasi
terhadap hambatan-hambatan logisistik. Akses, kondisi medan, keterdapatan
tenaga, budget dan waktu perlu dipertimbangkan dengan hati-hati.
Studi Orientasi
Studi orientasi digambarkan sebagai
suatu seri percobaan pendahuluan untuk menentukan karakter dispersi geokimi
yang berhubungan dengan mineralisasi pada daerah tertentu. Informasi tadi
digunakan untuk:
- Mendefinisikan bakcground dan respon geokimia yang abnormal
- Mendefinisikan prosedur survey yang optimum
- Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi dispersi dan kriteria interpretasi hasil survey
- Mengenali gejala-gejala yang harus dicatat dan dilaporkan oleh pengambil conto
Survey orientasi klasik terdiri dari
penyontoan dan analisis di lapangan sekitar badan yang representatif tetapi
mineralisasinya tidak dikenal. Idealnya, pekerjaan ini dimulai dari
mineralisasi yang telah dikenal yang secara geologi dan geomorfologi
representatif untuk lokasi penelitian. Kemudian dilanjutkan menjauhi
mineralisasi untuk mendapatkan harga background yang sesuai.
Orientasi sample tanah harus diambil
minimal dari dua lintasan melalui mineralisasi dan dilanjutkan ke dalam background.
Spasi pengambilan conto tergantung pada luas mineralisasi. Minimal empat atau
lima contoh di atas mineralisasi dan juga dari background. Penting agar
karakter tanah yang berbeda dievaluasi. Hasilnya, lintasan ini harus mencakup
kondisi fisiografi normal dan tipe major tanah, seperti daerah yang penirisan
baik lereng curam, daerah rembesan, dan rawa.
Bradshaw (1975) juga menyarankan
preparasi fraksi mineral berat jika diduga ada dispersi fragmen yang resisten,
apalagi kalau terdapat emas, timah putih dan tungsten.
Semua contoh harus dianalisis dengan
teknik ekstraksi total. Sebagai tambahan disarankan conto tanah dianalisis
dengan teknik hot acisd extractable dan cold acid extractable dan
dengan teknik khusus yang mungkin diinginkan (misalnya khusus sulfida, khusus
timah putih, khusus material organik).
Studi Literatur
Tidak praktis untuk mengunjungi
lapangan dan melakukan survey orientasi sebelum program eksplorasi dibuat.
Informsi yang berguna dapat diperoleh dari penyelidikan terdahulu yang telah
dilakukan orang. Bisa berupa paper atau dokumen intern perusahaan. Seringkali
dapat dilakukan orientasi terbalik dengan mengevaluasi survey terdahulu secara
kristis. Survey literatur sebaiknya disertakan dalam diskusi dengan orang yang
mengetahui kondisi daerah survey dan ahli geokimia yang profesional.
Orientasi Teoritis
Pendekatan yang sangat spekulatif
ini berdasarkan pada aplikasi model teoritis, prinsip-prinsip dasar geokimia,
asumsi-asumsi geologi, geomorfologi dan iklim dari daerah yang diselidiki.
Organisasi Survey
dan Operasi
Checklist dari hal-hal yang perlu
dipertimbangkan khususnya dalam survey tanah dapat dilihat pada Tabel 2. Jika
telah dilakukan orientasi praktis untuk mendefinisikan parameter survey, maka
ahli geokimia harus ada disana untuk:
- Memperlihatkan kepada pengambil conto apa yang ingin diambil untuk melatih mereka tentang prosedur survey
- Menguji dan menkonfirmasikan karakter dan distribusi dari penutup (overburden) yang tertranspor.
- Verifikasi kondisi tanah pada lokasi kunci
- Kenalilah fisiografi daerah survey untuk keperluan interpretasi
Tabel 2. Checklist untuk organisasi geokimia tanah
HAL
|
CEK
|
Team
lapangan
|
jumlah,
komposisi, pengalaman, pemimpin
|
Training
|
kapan,
dimanan, oleh siapa
|
Peta dasar
|
skala yang
sesuai, tpografi
|
Skema
penomoran
|
sederhana,
tidak meragukan, hindari alfanumerik
|
Catatan
lapangan
|
isi dengan
benar
|
Kontrol
kualitas
|
ambil
conto duplikat, dengan standar, masukan ke laboratorium
|
Komunikasi
dengan lab
|
sederhana
dan langsung
|
Daftar
pengiriman
|
perlu
disertakan tiap pengiriman conto ke lab
|
Instruksi
|
berikan
instruksi sederhana dan tidak meragukan
|
Pengembalian
data
|
cek
duplikat, standar dll. Jika meragukan lakukan analisis ulang
|
Pengolahan
data
|
manual
atau komputer, ambil prosedur paling sesuai
|
Interpretasi
peta
|
disiapkan
untuk merangkum gejala geokimia
|
Integrasi
buku lapangan
|
untuk
membantu interpretasi
|
Penyimpanan
data
|
diperlukan
untuk perbaikan dan interpretasi ulang
|
Arsip
conto
|
di lab,
kantor
|
Integrasi
dengan eksplo-rasi lain
|
lakukan
komunikasi yang baik dengan manajemen atau orang dari proyek lain
|
Prosedur
pembuatan la-poran
|
orang yang
membuat laporan harus mengetahui program lapangan
|