Delta adalah landform yang dibuat di mulut sebuah sungai di mana sungai yang mengalir ke dalam laut, laut, muara, danau, waduk, rata gersang daerah, atau ke sungai. Deltas yang dibentuk dari endapan dari yang dibawa oleh sungai sebagai alur daun mulut sungai. Lebih lama dari waktu, endapan ini membangun karakteristik geografis pola delta sungai.
Sungai deltas mengalir bila sungai membawa endapan mencapai daerah pusat penampungan air, seperti danau, laut, atau waduk. Arus ekspansi hasil penurunan arus kecepatan yang diminimalisir untuk mengalir ke transportasi sedimen. Seiring waktu, satu saluran ini akan membangun sebuah aliran yang memiliki daerah endapan, Sehingga saluran sungai menjadi tidak stabil karena dua alasan. Pertama, air dibawah karena gravitasi akan cenderung mengalir di paling bawah lereng. Sehingga dapat menyebabkan banjir. Kedua, sebagai aliran rendah , jumlah pengikisan lapisan permukaan pada aliran sungai akan menghasilkan endapan dari endapan di saluran dan saluran untuk naik ke daerah delta yang relatif terhadap floodplain. Hal ini akan memudahkan sungai untuk membentuk pola aliran baru. Sering kali bila saluran ini, sebagian dari arus dapat tetap berada di saluran yang ditinggalkan. Bila saluran ini terjadi berulang kali berganti sepanjang waktu, maka delta akan membentuk sebuah cabang jaringan.
Cabang jaringan dari saluran sungai akan membentuk mulut bar (kandungan didalam daerah tersebut berupan endapan sediment). Bila saluran ini dipertengahan bar maka terdapat endapan di mulut sungai, dan akan membentuk saluran cabang-cabang baru. Dalam kedua kasus ini, proses depositional memaksa kembali dari endapan dari bidang tinggi endapan ke daerah-daerah yang rendah endapan. Sungai Musi adalah contoh dari sungai yang sering mengendapkan material sediment karena bentuk dan kondisi permukaan sungai Musi yang lebih relatif datar, tidak memiliki tekstur yang curam dan disini pengaruh dari arus laut tidak memiliki kontribusi yang cukup besar untuk membawa material sediment ke dalam permukaan laut, dikarenakan posisi dari delta Upang, delta Saleh, dan delta Telang yang relative jauh letaknya dengan laut, atau karena disana dihalangi oleh sebuah kepulauan Bangka Belitung sehingga wilayah pertengahannya, atau biasa kita sebut dengan selat, yakni selat Bangka tidak membawa arus yang besar karena ombak pada selat tersebut relative landai.
Deltas biasanya diklasifikasikan menurut kontrol utama pada endapan, yang biasanya baik sungai, ombak, atau arus. Klasifikasi ini memiliki kontrol yang besar terhadap bentuk yang dihasilkan delta. Di Sumatera Selatan, terdapat delta musi dan memiliki cabang – cabang delta, seperti delta Upang, delta Saleh dan delta Telang. Delta-delta ini jika diklasifikasikan termasuk dalam “ High Constructive deltas” atau dalam pembentukan delta ini proses yang lebih dominan adalah proses dari sungai. Sehingga pada delta-delta tersebut memliki kadar sediment yang banyak, karena inputnya adalah sungai. Secara Physiographic, delta – delta di Sumatera Selatan baik delta Upang, delta Saleh, dan delta Telang termasuk dalam Upper Delta Plain, mengapa demikian? Ini dikarenakan dilihat dari posisi delta yang masih menjorok ke dalam daratan sehingga pengaruh laut disini kurang berperan. Dan secara Stratigraphically delta-delta ini termasuk dalam kelompok Topset beds, maksudnya disini delta-delta ini relatif horizontal, pada keadaan ini delta – delta Musi tidak dijumpai tekstur yang curam.
Jadi, Secara garis besar delta-delta Musi, baik delta Upang, delta Saleh dan delta Telang memiliki tekstur dan struktur yang sama dikarenakan jarak antar delta yang berdekatan, dan merupakan suatu percabangan delta induk yakni delta Musi, dan karekteristik dari delta-delta tersebut didominasi oleh sungai sehingga memilki material sediment yang dominant dan delta-delta ini memilki bentuk yang relative datar.
Sungai deltas mengalir bila sungai membawa endapan mencapai daerah pusat penampungan air, seperti danau, laut, atau waduk. Arus ekspansi hasil penurunan arus kecepatan yang diminimalisir untuk mengalir ke transportasi sedimen. Seiring waktu, satu saluran ini akan membangun sebuah aliran yang memiliki daerah endapan, Sehingga saluran sungai menjadi tidak stabil karena dua alasan. Pertama, air dibawah karena gravitasi akan cenderung mengalir di paling bawah lereng. Sehingga dapat menyebabkan banjir. Kedua, sebagai aliran rendah , jumlah pengikisan lapisan permukaan pada aliran sungai akan menghasilkan endapan dari endapan di saluran dan saluran untuk naik ke daerah delta yang relatif terhadap floodplain. Hal ini akan memudahkan sungai untuk membentuk pola aliran baru. Sering kali bila saluran ini, sebagian dari arus dapat tetap berada di saluran yang ditinggalkan. Bila saluran ini terjadi berulang kali berganti sepanjang waktu, maka delta akan membentuk sebuah cabang jaringan.
Cabang jaringan dari saluran sungai akan membentuk mulut bar (kandungan didalam daerah tersebut berupan endapan sediment). Bila saluran ini dipertengahan bar maka terdapat endapan di mulut sungai, dan akan membentuk saluran cabang-cabang baru. Dalam kedua kasus ini, proses depositional memaksa kembali dari endapan dari bidang tinggi endapan ke daerah-daerah yang rendah endapan. Sungai Musi adalah contoh dari sungai yang sering mengendapkan material sediment karena bentuk dan kondisi permukaan sungai Musi yang lebih relatif datar, tidak memiliki tekstur yang curam dan disini pengaruh dari arus laut tidak memiliki kontribusi yang cukup besar untuk membawa material sediment ke dalam permukaan laut, dikarenakan posisi dari delta Upang, delta Saleh, dan delta Telang yang relative jauh letaknya dengan laut, atau karena disana dihalangi oleh sebuah kepulauan Bangka Belitung sehingga wilayah pertengahannya, atau biasa kita sebut dengan selat, yakni selat Bangka tidak membawa arus yang besar karena ombak pada selat tersebut relative landai.
Deltas biasanya diklasifikasikan menurut kontrol utama pada endapan, yang biasanya baik sungai, ombak, atau arus. Klasifikasi ini memiliki kontrol yang besar terhadap bentuk yang dihasilkan delta. Di Sumatera Selatan, terdapat delta musi dan memiliki cabang – cabang delta, seperti delta Upang, delta Saleh dan delta Telang. Delta-delta ini jika diklasifikasikan termasuk dalam “ High Constructive deltas” atau dalam pembentukan delta ini proses yang lebih dominan adalah proses dari sungai. Sehingga pada delta-delta tersebut memliki kadar sediment yang banyak, karena inputnya adalah sungai. Secara Physiographic, delta – delta di Sumatera Selatan baik delta Upang, delta Saleh, dan delta Telang termasuk dalam Upper Delta Plain, mengapa demikian? Ini dikarenakan dilihat dari posisi delta yang masih menjorok ke dalam daratan sehingga pengaruh laut disini kurang berperan. Dan secara Stratigraphically delta-delta ini termasuk dalam kelompok Topset beds, maksudnya disini delta-delta ini relatif horizontal, pada keadaan ini delta – delta Musi tidak dijumpai tekstur yang curam.
Jadi, Secara garis besar delta-delta Musi, baik delta Upang, delta Saleh dan delta Telang memiliki tekstur dan struktur yang sama dikarenakan jarak antar delta yang berdekatan, dan merupakan suatu percabangan delta induk yakni delta Musi, dan karekteristik dari delta-delta tersebut didominasi oleh sungai sehingga memilki material sediment yang dominant dan delta-delta ini memilki bentuk yang relative datar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar