Hidup manusia disegala aspek
kehidupan pasti membutuhkan energi, baik untuk kepentingan bagi jasmaninya
maupun untuk kepentingan dalam menjalankan kehidupan sehari-hari diluar
kebutuhan energi jasmaninya. Manusia menggunakan energi untuk dirinya sendiri (jasmaninya)
berasal dari makanan dan minuman yang dikonsumsinya. Sedangkan untuk memenuhi
energi yang dibutuhkan untuk menunjang keberlangsungan hidupnya seperti,
memasak, menghidupkan listrik, menjalankan kenderaan bermotor dan lain-lain,
maka manusia mengambil energi tersebut yang bersumber dari alam sekitarnya.
Baik itu berupa sumber energi yang dapat diperbaharui maupun sumber energi yang
habis sekali pakai saja atau tidak dapat diperbaharui.
Hingga saat ini di zaman yang serba
berbalut teknologi canggih ini manusia masih menggunakan energi
fosil yang tidak dapat diperbaharui sebagai sumber energi utama , karena
sekitar 75% dari energi yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari diluar
energi yang berasal dari bahan yang dikonsumsi manusia merupakan energi atau
bahan bakar fosil. Energi fosil yang digunakan tersebut terbagi dalam
penggunaan minyak bumi sekitar 32%, penggunaan batubara sekitar 25% dan
penggunaan gas bumi sekitar 18%. Penggunaannya tersebut baik dalam skala
kecil sperti untuk kebutuhan individual mapun untuk kebutuhan rumah tangga
serta penggunaan dalam skala besar seperi pada industri dan
pembangkit-pembangkit listrik tenaga diesel.
Penggunaan energi fosil yang
demikian besarya jika dibandingkan dengan ketersediaan minyak dan gas bumi di
Indonesia saat ini yang produksinya dari tahun ke tahun semakin menurun, maka
diperkirakan sumberdaya minyak dan gas bumi Indonesia akan habis dalam kurun
waktu berkisar pada 15 sampai 25 tahun yang akan datang. Jika hal tersebut
sampai terjadi maka dapat dipastikan akan terjadi krisis energi dalam masa-masa
tersebut.
Untuk menghindari kondisi tersebut, maka kita harus
melakukan langkah penghematan penggunaan energi baik dalam lingkungan
yang kecil seperti keluarga maupun dalam lingkungan yang lebih besar. Jika
langkah antisipasi untuk penghematan penggunaan energi khususnya energi fosil
tidak dapat maksimal kita laksanakan maka, untuk memenuhi kebutuhan kita akan
energi kita harus mencari sumber energi fosil yang lainnya
berupa batubara, atau kita dapat juga melakukan langkah-langkah dalam mencari
dan dan menemukan teknologi untuk memanfaatkan sumber-sumber energi baru dan
terbarukan serta beralih untuk menggunakan energi tersebut. Energi yang
terbarukan tersebut yang dapat kita ubah menjadi sumber energi primer berupa :
energi yang berasal dari pemanfaatan biofuel, OTEC, energi angin, energi air,
energi panas matahari, dan energi-energi alternative terbarukan lainnya.
Selain ketersediannya dialam yang sangat berlimpah energi alternative tersebut juga
memiliki polusi yang tingkatnya relatife lebih rendah jika dibandingkan dengan
pnggunaan bahan bakar fosil. Dengan menemukan teknologi yang dapat menggunakan
sumber energi terbarukan tersebut selain untuk memenuhi kebutuhan kita terhadap
energi kita juga berperan dalam mengurangi polusi di bumi tercinta ini.
Berikut salah satu penjelasan mengenai contoh energi
terbarukan yang menurut saya paling potensial dikembangkan di indonesia dan
masih terdengar asing bagi kita:
OTEC
( Ocean Thermal Energy Conversion )
OTEC yang merupakan kata singkatan dari Ocean Thermal Energy Conversion atau dalam bahasa Indonesia kita
dapat mengartikannya sebagai Konversi Energi termal Lautan. Pada dasarnya yang
dimaksud dengan otec ersebut ialah suatu upaya yang dilakukan manusia untuk
menghasilkan energi dengan memanfaatkan perbedaan suhu yang terjadi pada
Permukaan lautan dan di kedalaman laut untuk menjalankan mesin kalor, yang pada
akhirnya akan menghasilkan energi. Prinsip dasar pada mesin kalor ialah proses
pengubahan energi panas ( kalor ) menjadi energi mekanik. Efisiensi pada mesin
kalor akan berbanding lurus dengan perubahan temperature yang terjadi, semakin
besar perubahan temperature, maka akan semakin besar pula efisiensi yang
dihasilkan oleh mesin tersebut.
Contoh fasilitas otec
Meski sistem
OTEC adalah suatu teknologi terbaru, konsepnya telah memiliki jalan pengembangan yang lumayan panjang.
Dimulai pada tahun 1881, yaitu ketika Jacques Arsene d'Arsonval, fisikawan
prancis yang mengajukan konsep konversi energi termal lautan. Dan seiring perkembangan zaman dan
perkembangan teknologi maka teknologi otec ini juga menuliskan perkembangannya
dalam lembaran sejarah manusia dan hingga saat telah dimanfaatkan sebagai
sumber energy seperti yang terjadi di Hawaii dan jepang.
Kita memanfaatkan mesin kalor Karena dalam hal ini kita
memanfaatkan perbedaan temperature lautan dimana sekain dalam temperaturnya
akan semakin dingin dan semakin dekat dengan garis lintang nol derajat maka
temperature permukaan air laut akan semakin besar, karena dibagian ekuator
merupakan bagian bumi yang mengalami radiasi maksimal dari sinar matahari
dibandingkan dengan wilayah lainnya yang misalnya saja terletak diatas lintag
23,5 LU maupun di bawah lintang 23,5 LS pada globe. Selain itu penyinaran yang
terjadidi sepanjang katulistiwa terjadi sepanjang tahun. Hal ini terjadi karena
didaerah katulistiwa hanya terdapat dua musim, yakni musim kemarau dan musim
penghujan, serta pegerakan dari mataharis sepanjang tahun hanya berkisar dari
lintang 23,5 LU sampai 23,5 LS.
Prinsip kerja dalam pemanfaatan OTEC
sebagai sumber energi bagi manusia yang dalam artian energi ini dapat
terbarukan, tahap pertama permukaan air laut secara terus menerus dipanaskan
dengan bantuan radiasi sinar matahari agar terciptanya perbedaan temperatur
yang semakin besar. Perbedaan temperatur yang tercipta akan memiliki energ
potensial yang jika kita bandingkan dengan luas permukaan bumi, dimana 70%nya
merupakan permukaan air maka dapat kita simpulkan bahwa energi yang terkandung
dalam perbedaan air laut tersebut sangatlah besar. Dari
perbedaan temperatur yang kita peroleh barulah kita melanjutkannya pada
penggunaan dan pemanfaatan mesin kalor untuk mengkonversi kandungan energi
dalam air laut tersebut.
Dari beberapa jajak pendapat mengenai sumber energi masa depan
maka banyak pakar energi berpendapat
bahwa OTEC akan menjadi teknologi penghasil listrik yang sangat kompetitif dan potensial di masa depan. Diperkirakan jika otec ini
dikembangkan dengan baik akan menjadi primadona baru sumber energy menggantikan
energy fosil yang hingga saat ini masih menjadi primadona tak terkalahkan.
Pelaksanaan pembangunan fasilitas untuk mengkonversi energy
termal lautan ini tentunya menggunakan biaya yang tidak sedikit, hal inilah
yang hingga saat ini menjadi kendala utama. Biaya yang banyak tersebut
dikarenakan dalam fasilitas OTEC ini harus memerlukan banyak pipa besar dan
panjang untuk ditenggelampak ke lautan dalam. Untuk mendapatkan air yang dingin
serta berbagai peralatan lainnya yang memerlukan biaya banyak untuk memperolehnya.
Berdasarkan sistem siklus yang digunakan otec dapat dikelompokkan menjadi:
Siklus tertutup
Siklus tertutup
menggunakan fluida dengan titik didih rendah, misalnya amonia, untuk memutar
turbin dan menghasilkan listrik. Air hangat di permukaan dipompa ke penukar
panas di mana fluida bertitik didih rendah dididihkan. Fluida yang mengalami
perubahan wujud menjadi uap akan mengalami peningkatan tekanan. Uap bertekanan
tinggi ini lalu dialirkan ke turbin untuk menghasilkan listrik. Uap tersebut
lalu didinginkan kembali dengan air dingin dari laut dalam dan mengembun. Lalu
fluida kembali melakukan siklusnya.
Siklus terbuka
Siklus terbuka
menggunakan air laut untuk menghasilkan listrik. Air laut yang hangat
dimasukkan ke dalam tangki bertekanan rendah sehingga menguap. Uap ini
dugunakan untuk menggerakkan turbin.
Siklus hybrid
Pada dasarnya siklus hybrid ini merupakan siklus gabungan
dengan memaksimalkan keunggulan masing-masing dari siklus terbuka mapun siklus
tertutup.
Di Indonesia yang notabenya merupakan negara kepulauan yang
besar, dan hampir 70% permukaan bumi di Indonesia ini tertutupi oleh lautan
yang tersebar dari sabang sampai merauke. selain itu Indonesia juga terletak di
daerah kathulistiwa yang mengalami penynaran sepanjang tahun. dengan
pertimbangan tersebut maka pembangunan fasilitas pembangkit energi listrik
dengan menggunakan teknologi otec ini sangat potensial sebagai alternatif
pengganti energi fosil yang saat ini semakin menipis.
Jadi sebelum ketersediaan minyak dan
gas bumi kita habis marilah kita melakukan penghematan dalam penggunaan energi
tersebut dan berusaha mencari dan menemukan teknologi untuk memanfaatkan sumber
energi terbarukan yang tingkat polusinya lebih rendah. dan marilah senantiasa
kita menggunakan energi dengan bijaksana.