Kamis, 22 November 2012

Alternatif Dipenghujung Era Energi Fosil


Hidup manusia disegala aspek kehidupan pasti membutuhkan energi, baik untuk kepentingan bagi jasmaninya maupun untuk kepentingan dalam menjalankan kehidupan sehari-hari diluar kebutuhan energi jasmaninya. Manusia menggunakan energi untuk dirinya sendiri (jasmaninya) berasal dari makanan dan minuman yang dikonsumsinya. Sedangkan untuk memenuhi energi yang dibutuhkan untuk menunjang keberlangsungan hidupnya seperti, memasak, menghidupkan listrik, menjalankan kenderaan bermotor dan lain-lain, maka manusia mengambil energi tersebut yang bersumber dari alam sekitarnya. Baik itu berupa sumber energi yang dapat diperbaharui maupun sumber energi yang habis sekali pakai saja atau tidak dapat diperbaharui.
Hingga saat ini di zaman yang serba berbalut teknologi canggih  ini manusia masih  menggunakan energi fosil yang tidak dapat diperbaharui sebagai sumber energi utama , karena sekitar 75% dari energi yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari diluar energi yang berasal dari bahan yang dikonsumsi manusia merupakan energi atau bahan bakar fosil. Energi fosil yang digunakan tersebut terbagi dalam penggunaan minyak bumi sekitar 32%, penggunaan batubara sekitar 25% dan penggunaan  gas bumi sekitar 18%. Penggunaannya tersebut baik dalam skala kecil sperti untuk kebutuhan individual mapun untuk kebutuhan rumah tangga serta penggunaan dalam skala besar seperi pada industri dan pembangkit-pembangkit listrik tenaga diesel.
Penggunaan energi fosil yang demikian besarya jika dibandingkan dengan ketersediaan minyak dan gas bumi di Indonesia saat ini yang produksinya dari tahun ke tahun semakin menurun, maka diperkirakan sumberdaya minyak dan gas bumi Indonesia akan habis dalam kurun waktu berkisar pada 15 sampai 25 tahun yang akan datang. Jika hal tersebut sampai terjadi maka dapat dipastikan akan terjadi krisis energi dalam masa-masa tersebut.
Untuk menghindari kondisi tersebut, maka kita harus melakukan langkah penghematan penggunaan energi  baik dalam lingkungan yang kecil seperti keluarga maupun dalam lingkungan yang lebih besar. Jika langkah antisipasi untuk penghematan penggunaan energi khususnya energi fosil tidak dapat maksimal kita laksanakan maka, untuk memenuhi kebutuhan kita akan energi kita harus  mencari sumber energi fosil yang lainnya berupa batubara, atau kita dapat juga melakukan langkah-langkah dalam mencari dan dan menemukan teknologi untuk memanfaatkan sumber-sumber energi baru dan terbarukan serta beralih untuk menggunakan energi tersebut. Energi yang terbarukan tersebut yang dapat kita ubah menjadi sumber energi primer berupa : energi yang berasal dari pemanfaatan biofuel, OTEC, energi angin, energi air, energi panas matahari,  dan energi-energi alternative terbarukan lainnya. Selain ketersediannya dialam yang sangat berlimpah energi alternative tersebut juga memiliki polusi yang tingkatnya relatife lebih rendah jika dibandingkan dengan pnggunaan bahan bakar fosil. Dengan menemukan teknologi yang dapat menggunakan sumber energi terbarukan tersebut selain untuk memenuhi kebutuhan kita terhadap energi kita juga berperan dalam mengurangi polusi di bumi tercinta ini.
Berikut salah satu penjelasan mengenai contoh energi terbarukan yang menurut saya paling potensial dikembangkan di indonesia dan masih terdengar asing bagi kita:

OTEC ( Ocean Thermal Energy Conversion )

OTEC yang merupakan kata singkatan dari Ocean Thermal Energy Conversion atau dalam bahasa Indonesia kita dapat mengartikannya sebagai Konversi Energi termal Lautan. Pada dasarnya yang dimaksud dengan otec ersebut ialah suatu upaya yang dilakukan manusia untuk menghasilkan energi dengan memanfaatkan perbedaan suhu yang terjadi pada Permukaan lautan dan di kedalaman laut untuk menjalankan mesin kalor, yang pada akhirnya akan menghasilkan energi. Prinsip dasar pada mesin kalor ialah proses pengubahan energi panas ( kalor ) menjadi energi mekanik. Efisiensi pada mesin kalor akan berbanding lurus dengan perubahan temperature yang terjadi, semakin besar perubahan temperature, maka akan semakin besar pula efisiensi yang dihasilkan oleh mesin tersebut.
Contoh fasilitas otec


Meski sistem OTEC adalah suatu teknologi terbaru, konsepnya telah memiliki jalan pengembangan yang lumayan panjang. Dimulai pada tahun 1881, yaitu ketika Jacques Arsene d'Arsonval, fisikawan prancis yang mengajukan konsep konversi energi termal lautan. Dan seiring perkembangan zaman dan perkembangan teknologi maka teknologi otec ini juga menuliskan perkembangannya dalam lembaran sejarah manusia dan hingga saat telah dimanfaatkan sebagai sumber energy seperti yang terjadi di Hawaii dan jepang.
Kita memanfaatkan mesin kalor Karena dalam hal ini kita memanfaatkan perbedaan temperature lautan dimana sekain dalam temperaturnya akan semakin dingin dan semakin dekat dengan garis lintang nol derajat maka temperature permukaan air laut akan semakin besar, karena dibagian ekuator merupakan bagian bumi yang mengalami radiasi maksimal dari sinar matahari dibandingkan dengan wilayah lainnya yang misalnya saja terletak diatas lintag 23,5 LU maupun di bawah lintang 23,5 LS pada globe. Selain itu penyinaran yang terjadidi sepanjang katulistiwa terjadi sepanjang tahun. Hal ini terjadi karena didaerah katulistiwa hanya terdapat dua musim, yakni musim kemarau dan musim penghujan, serta pegerakan dari mataharis sepanjang tahun hanya berkisar dari lintang 23,5 LU sampai 23,5 LS.
Prinsip kerja dalam pemanfaatan OTEC sebagai sumber energi bagi manusia yang dalam artian energi ini dapat terbarukan, tahap pertama permukaan air laut secara terus menerus dipanaskan dengan bantuan radiasi sinar matahari agar terciptanya perbedaan temperatur yang semakin besar. Perbedaan temperatur yang tercipta akan memiliki energ potensial yang jika kita bandingkan dengan luas permukaan bumi, dimana 70%nya merupakan permukaan air maka dapat kita simpulkan bahwa energi yang terkandung dalam perbedaan air laut tersebut sangatlah besar. Dari perbedaan temperatur yang kita peroleh barulah kita melanjutkannya pada penggunaan dan pemanfaatan mesin kalor untuk mengkonversi kandungan energi dalam air laut tersebut.
Dari beberapa jajak pendapat mengenai sumber energi masa depan maka banyak pakar  energi berpendapat bahwa OTEC akan menjadi teknologi penghasil listrik yang sangat kompetitif dan potensial di masa depan. Diperkirakan jika otec ini dikembangkan dengan baik akan menjadi primadona baru sumber energy menggantikan energy fosil yang hingga saat ini masih menjadi primadona tak terkalahkan.
Pelaksanaan pembangunan fasilitas untuk mengkonversi energy termal lautan ini tentunya menggunakan biaya yang tidak sedikit, hal inilah yang hingga saat ini menjadi kendala utama. Biaya yang banyak tersebut dikarenakan dalam fasilitas OTEC ini harus memerlukan banyak pipa besar dan panjang untuk ditenggelampak ke lautan dalam. Untuk mendapatkan air yang dingin serta berbagai peralatan lainnya yang memerlukan biaya banyak untuk memperolehnya.
Berdasarkan sistem siklus yang digunakan otec dapat dikelompokkan menjadi:
Siklus tertutup
Siklus tertutup menggunakan fluida dengan titik didih rendah, misalnya amonia, untuk memutar turbin dan menghasilkan listrik. Air hangat di permukaan dipompa ke penukar panas di mana fluida bertitik didih rendah dididihkan. Fluida yang mengalami perubahan wujud menjadi uap akan mengalami peningkatan tekanan. Uap bertekanan tinggi ini lalu dialirkan ke turbin untuk menghasilkan listrik. Uap tersebut lalu didinginkan kembali dengan air dingin dari laut dalam dan mengembun. Lalu fluida kembali melakukan siklusnya.

Siklus terbuka
Siklus terbuka menggunakan air laut untuk menghasilkan listrik. Air laut yang hangat dimasukkan ke dalam tangki bertekanan rendah sehingga menguap. Uap ini dugunakan untuk menggerakkan turbin. 

Siklus hybrid
Pada dasarnya siklus hybrid ini merupakan siklus gabungan dengan memaksimalkan keunggulan masing-masing dari siklus terbuka mapun siklus tertutup.


Di Indonesia yang notabenya merupakan negara kepulauan yang besar, dan hampir 70% permukaan bumi di Indonesia ini tertutupi oleh lautan yang tersebar dari sabang sampai merauke. selain itu Indonesia juga terletak di daerah kathulistiwa yang mengalami penynaran sepanjang tahun. dengan pertimbangan tersebut maka pembangunan fasilitas pembangkit energi listrik dengan menggunakan teknologi otec ini sangat potensial sebagai alternatif pengganti energi fosil yang saat ini semakin menipis.

Jadi sebelum ketersediaan minyak dan gas bumi kita habis marilah kita melakukan penghematan dalam penggunaan energi tersebut dan berusaha mencari dan menemukan teknologi untuk memanfaatkan sumber energi terbarukan yang tingkat polusinya lebih rendah. dan marilah senantiasa kita menggunakan energi dengan bijaksana.

7 komentar:

  1. bagi mereka yang paham perminyakan ...ini adalah tulisan yang baik. namun
    bagi orang-orang yang tidak berkecimpung dalam dunia ini mungkin mereka akan merasa sedikit lelah atau bosan jika harus membaca tulisan ini. jadi menurutku tulisan ini akan lebih berarti jika penulis memberikan sebuah alternatif pilihan sumber daya yang lain yang memungkinkan pembaca awam merasa "kampanye sosial" ini penting buat mereka dan ada "masalah besar" jika ini tidak dituruti. menurutku looooo xoxoxo
    selebihnya....terus menulis sang pembawa perubahan :D


    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih atas sarannya
      mudah-mudahan dapat menjadi pelajaran berharga bagi saya

      Hapus
  2. mantap tulisan nya..tapi kajian nya kurang mendalam dan kurang melebar ....good luck..

    BalasHapus
  3. Mudah-mudahan untuk ulisan berikutnya akan lebih mendalam kajiannya
    makasi y atas sarannya

    BalasHapus
  4. Dawi,.
    request dong, kal0 bsa daun-daun di bagroun nya itu di gelapin atau dak di pudarin dikit, biar tulisan di ujung--ujung nya jelas tebaco,.
    cma saran ,.
    hehehehehe

    BalasHapus

SISTEM INISIASI PELEDAKAN (Blast Initiation System)

Inisiator merupakan suatu istilah yang diguanakan oleh perusahaan (industri) bahan peledakn untuk mendeskripsikan peralatan yang dapat dig...