1. Distribusi Vertical Air Tanah
Air tanah secara verikal berdasarkan kedalaman yang dimilikinya dibagi
kedalam beberapa zona, yang masing masing zona memiliki karakteristik tertentu.
1.1
Zona Aerasi ( Unstaturated Zone )
Zona aerasi merupakan zona yang tidak jenuah air, dimana pada zona ini
tanah tidak sepenuhnya berisi air, melainkan pada pori-pori tanah masih
terdapat rongga-rongga yang diisi oleh udara. Zona ini juga dapat dikatakan
sebagai zona tak jenuh air.
1.2
Zona Staturasi (Zone of staturation )
Zona staturasi adalah zona dimana air mengisi seluruh
rongga yang ada di dalam batuan. Pada zona ini air telah jenuh, dan tidak lagi
mengalami proses penyerapan air.
Masing-masing zona pada distribusi vertikal air tanah
ini dibatasi oleh lapisan yang kita kenal dengan lapisan muka air tanah.
2 Pergerakan Air
Tanah
` Air tanah mengalir dari daerah yang lebih tinggi (daerah tangkapan) ke
daerah yang lebih rendah (daerah buangan) menuju laut. Daerah tangkapan didefinisikan
sebagai bagian dari suatu daerah aliran (catchment area) dimana aliran air
tanah jenuh menjauhi permukaan tanah, sedangkan daerah buangan didefinisikan
sebagai bagian dari catchment area dimana aliran air tanah menuju permukaan
tanah (Kodoatie, 1996).
Pengukuran
kedudukan air tanah dapat dilakukan pada sumur gali penduduk atau pada sumur
bor dalam waktu yang relatif sama dan dibedakan antara muka air tanah bebas
dengan muka air tanah tertekan, sehingga hasil pengukuran hanya menggambarkan
kondisi air tanah pada suatu waktu tertentu. Hasil pengukuran ini dituangkan
menjadi suatu peta yang menggambarkan bentuk morfologi permukaan air tanah
beserta arah alirannya (termasuk di dalamnya aliran permukaan), berdasarkan
peta tersebut dapat dihitung gradien hidrolika (kemiringan muka air tanah)
daerah bersangkutan.
Peta
ini, apabila digabungkan dengan peta topografi permukaan dan peta geologi,
berguna untuk membuat perencanaan kawasan pertambangan yang aman dan tidak
merusak lingkungan disekitarnya. Namun demikian, kadang-kadang arah aliran air
tanah pada daerah pertambangan agak sulit untuk ditentukan, seperti misalnya
daerah satuan batu gamping yang memiliki sistem rekahan yang cukup kompleks.
Adapun pergerakan air tanah dibagi menjadi 2 antara lain sebagai berikut:
2.1. Pergerakan Air Tanah Secara
Lateral
Pada
dasarnya gerakan air secara lateral adalah mengikuti prinsip hidrolik, dimana
gerakan air yang terjadi disebabkan perbedaan tekanan antara dua tempat yang
pori-porinya berhubungan. Menurut hukum Darcy, pergerakan atau rembesan air
tanah berlangsung secara linier.
Berdasarkan
uraian di atas terlihat bahwa gerakan dan kecepatan aliran air tanah
dipengaruhi oleh luas penampang, gradien hidrolik, porositas, permeabilitas
(daya rembesan tanah), dan lain-lain.
Dari
pergerakan air tanah ini dapat diketahui besarnya permeabilitas tanah yang juga
tergantung pada macam atau jenis tanah
serta suhu atau viskositas fluida. Berikut ini dapat dilihat harga
koefisien permeabilitas macam tanah pada suhu tetap.
TABEL I
HARGA k DARI BEBERAPA MACAM TANAH
No.
|
Macam Tanah
|
Harga k
|
1
2
3
4
|
Lempung
Lanau
Pasir halus
Pasir berlempung
|
10-9 –
10-6
10-5 – 5 . 10-4
10-3 – 5 . 10-2
5 . 10-3 – 10-2
|
k = koefisien
permeabilitas
2.2. Pergerakan air tanah secara
vertikal
Pergerakan
air tanah secara vertikal ini dimulai dari “zone of aeration” yang terbagi atas
“soil water zone”, “intermediete zone/ intermediete belt”, dan “capilary zone”.
Di bawah capilary zone terdapat “water table”, dimana zona ini termasuk dalam
“zone of saturation”.
Apabila
air tanah yang telah mencapai zone of aeration tadi terus bergerak, maka suatu
saat gerakan air tanah tersebut akan terhenti pada batas lapisan bed rock.
Sedangkan kecepatan gerak dari air tersebut adalah berbeda-beda, tergantung dari
ukuran butir tanahnya. Berikut ini dapat dilihat beberapa harga dari kecepatan
air tanah.
TABEL II
KECEPATAN AIR TANAH
No.
|
Karakteristik tanah dalam Akuifer
|
Ukuran butir
(mm)
|
Kecepatan rata-rata
(m/ hr)
|
1
2
3
4
|
Silt, Pasir halus
Pasir sedang
Pasir kasar, kerikil halus
Kerikil
|
0,005 – 0,25
0,25
– 0,5
0,5
– 2,0
2,0
– 10,0
|
2,0
35,0
192,0
109,0
|
Catatan : harga
kecepatan rata-rata diambil pada harga gradien hidrolik 100 %.
3 Kondisi Air Tanah
Air
tanah yang berhubungan dengan zona-zona geologi dapat diklasifikasikan dalam 5
(lima) jenis, yaitu :
3.1 Air tanah alluvial
Volume
air tanah dalam dataran alluvial ditentukan oleh tebal, penyebaran dan
permeabilitas dari Akuifer yang terbentuk dalam allvium dan dilluvium yang
mengendap dalam dataran. Jenis-jenis air tanah dataran alluvial, yaitu :
1. Air susupan (influent water)
2. Air tanah di lapisan yang dalam
3. Air tanah sepanjang pantai
3.2. Air
Tanah di dalam Kipas Detrital
Endapan
kipas detrital terdiri dari endapan kipas di atas kipas dan endapan bagian
ujung bawah kipas. Endapan di atas kipas terdiri dari lapisan pasir dan kerikil
yang tidak terpilih, sedangkan pada bagian tengah terdiri atas lapisan pasir.
Selanjutnya pada ujung bawah kipas endapannya berupa endapan loam, dimana Akuifer
yang terdapat di bawah endapan ini adalah air tanah terkekang.
3.3 Air Tanah di dalam Terra Dilluvial
Air
tanah di dalam terras dilluvial yang tertutup dengan endapan terras yang agak
tebal, ditentukan oleh keadaan bahan dasar serta daerah pengaliran dari terras.
Pada bagian lembah dari daerah batuan dasar terdapat Akuifer yang tebal dan
mata air keluar pada daerah batun dasar yang rendah.
3.4 Air Tanah di Kaki Gunung Api
Beberapa karakteristik
air tanah pada tofografi ini yaitu :
1. Pada bagian kaki gunung api dengan latar
belakang yang lebih tinggi dan mempunyai curah hujan yang lebih besar dari
daerah sekelilingnya, sehingga pengisian air tanah pun menjadi lebih banyak.
2. Disebabkan pada pragmen-pragmen gunung api
terdapat ruang-ruang yang relatif
banyak, maka dengan sendirinya mudah untuk menyalurkan air. Pada bagian
bagian ujung terras terdapat Akuifer yang besar.
3.5 Air Tanah di Zona Retakan
Air
tanah pada daerah ini terjadi akibat terdapatnya zona retakan yang memotong
lapisan-lapisan sebagai akibat proses geologi pada zaman tersier. Pada zona ini
tidak terbentuk Akuifer, sedang air tanahnya adalah berupa air celah.