Bijih
nikel yang utama antara lain Millerit (NiS), Smaltit (Fe,Co,Ni)As, Nikolit
(Ni)As, Pentlandite (Ni,Cu,Fe)S, Garnierite (Ni, Mg)SiO3.xH2O.
Konsentrasi bijih Nikel disebabkan karena proses pelapukan yang
berkepanjangan dimana bagian-bagian dari batuan dasar (bed rock) yang dapat larut akan terlarutkan dan akan menghasilkan
residual enrichment dari unsur nikel yang tidak mudah larut.
Proses pelapukan dan pelindian (lixivication) antara lain menyebabkan
sangat berkurangnya Al dan Ca dalam batuan asal. Sebaliknya kadar Fe, Cr, Ni
dan Co meninggi. Ni yang larut dalam proses pelapukan dan pengurasan itu,
bersama unsur Mg dalam batuan kemudian di endapkan kembali dan membentuk
mineral hydrosilikat, antara lain gamerit- H4(MgNi)3SiO4
atau H2(NiMg)SiO4n H2O. Mineral bentukan baru
ini kemudian mengisi celah ataupun retakan dalam batuan. Selain garnerit,
krisopras dapat terbentuk.
Secara umum, mineral bijih di alam ini dibagi dalam 2 (dua) jenis
yaitu mineral sulfida dan mineral oksida. Begitu pula dengan bijih nikel, ada
sulfida dan ada oksida. Masing-masing
mempunyai karakteristik sendiri dan cara pengolahannya pun juga tidak sama.
Dalam bahasan kali ini akan dibatasi pengolahan bijih nikel dari mineral oksida
(Laterit). Bijih nikel dari mineral oksida (Laterite) ada dua jenis yang
umumnya ditemui yaitu Saprolit dan Limonit dengan berbagai variasi kadar.
Perbedaan menonjol dari 2 jenis bijih ini adalah kandungan Fe (Besi) dan Mg
(Magnesium), bijih saprolit mempunyai kandungan Fe rendah dan Mg tinggi
sedangkan limonit sebaliknya.
Logam berwarna putih keperakan, ringan,
kuat, anti karat, mempunyai daya hantar listrik dan panas yang baik. Bernomor
atom 28, berlambang Ni, valensi 0,1,2, dan 3, berat atom 58,71 , spesifik
gravity 8,902 (pada 250C), titik lebur 1453oC, titik
didih 27320C, resistan
terhadap oksidasi, mudah ditarik oleh magnit, larut pada larutan asam nitrit,
tidak larut dalam air dan amoniak, sedikit larut dalam asam hidrokhlorik dan
asam belerang. Berat jenis 8,8 untuk logam padat dan 9,04
untuk kristal tunggal. Inti bumi mengandung nikel kira – kira 3% sedangkan kerak
bumi sebesar 0,003%, di alam biasanya nikel terbentuk secara bersamaan chromium dan platina didalam batuan
ultrabasa.
Konsentrasi residual silikat pada proses
pelapukan batuan beku ultrabasa menghasilkan endapan nikel silikat dengan
mineral yaitu gantit (H4Ni2Mg2(SiO4)3.4H2O); konarit
( H4Ni2Si3O10 ) dan garnirit
( Mg,Ni ) SiO3 + n
H2O.
Batuan ultrabasa yang mengandung unsur nikel
adalah gabro, basalt, peridotit dan norit. Endapan nikel tembaga sulfida
dihasilkan dari pemisahan lelehan sulfide oksida dari lelehan silikat bersulfur
pada sebelum, selama atau sesudah proses alihan pada suhu diatas 9000C;
mineral utamanya adalah pentlandit
(Fe,Ni)gS8, mineral lainnya antara lain nikolit (NiAs), skuterudit
(Co, Fe, Ni)As3 dan violurit
(FeNi2S4).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar