Minggu, 14 Oktober 2012

BATUBARA


APA ITU BATUBARA
Menurut Wikipedia Online ( 10 Oktober 2012 )

Batubara atau batubara adalah salah satu bahan bakar fosil. Pengertian umumnya adalah batuan sedimen yang dapat terbakar, terbentuk dari endapan organik, utamanya adalah sisa-sisa tumbuhan dan terbentuk melalui proses pembatubaraan. Unsur-unsur utamanya terdiri dari karbon, hidrogen dan oksigen. Batu bara juga adalah batuan organik yang memiliki sifat-sifat fisika dan kimia yang kompleks yang dapat ditemui dalam berbagai bentuk. Analisis unsur memberikan rumus formula empiris seperti C137H97O9NS untuk bituminus dan C240H90O4NS untuk antrasit. 

Menurut Pasal 1ayat 3,  UU No. 4 Tahun 2009 Tentang Pertambangan Mineral dan Batubara


1. Batubara secara umum
·         Umur Batubara
Pembentukan batu bara memerlukan kondisi-kondisi tertentu dan hanya terjadi pada era-era tertentu sepanjang sejarah geologi. Zaman Karbon, kira-kira 340 juta tahun yang lalu (jtl), adalah masa pembentukan batu bara yang paling produktif dimana hampir seluruh deposit batu bara (black coal) yang ekonomis di belahan bumi bagian utara terbentuk.
Pada Zaman Permian, kira-kira 270 jtl, juga terbentuk endapan-endapan batu bara yang ekonomis di belahan bumi bagian selatan, seperti Australia, dan berlangsung terus hingga ke Zaman Tersier (70 - 13 jtl) di berbagai belahan bumi lain.

·         Materi pembentuk Batubara

Hampir seluruh pembentuk batu bara berasal dari tumbuhan. Jenis-jenis tumbuhan pembentuk batu bara dan umurnya menurut Diessel (1981) adalah sebagai berikut:
Ø  Alga, dari Zaman Pre-kambrium hingga Ordovisium dan bersel tunggal. Sangat sedikit endapan batu bara dari perioda ini.
Ø  Silofita, dari Zaman Silur hingga Devon Tengah, merupakan turunan dari alga. Sedikit endapan batu bara dari perioda ini.
Ø  Pteridofita, umur Devon Atas hingga Karbon Atas. Materi utama pembentuk batu bara berumur Karbon di Eropa dan Amerika Utara. Tetumbuhan tanpa bunga dan biji, berkembang biak dengan spora dan tumbuh di iklim hangat.
Ø  Gimnospermae, kurun waktu mulai dari Zaman Permian hingga Kapur Tengah. Tumbuhan heteroseksual, biji terbungkus dalam buah, semisal pinus, mengandung kadar getah (resin) tinggi. Jenis Pteridospermae seperti gangamopteris dan glossopteris adalah penyusun utama batu bara Permian seperti di Australia, India dan Afrika.
Ø  Angiospermae, dari Zaman Kapur Atas hingga kini. Jenis tumbuhan modern, buah yang menutupi biji, jantan dan betina dalam satu bunga, kurang bergetah dibanding gimnospermae sehingga, secara umum, kurang dapat terawetkan.

·         Kelas dan jenis batu bara
Berdasarkan tingkat proses pembentukannya yang dikontrol oleh tekanan, panas dan waktu, batu bara umumnya dibagi dalam lima kelas: antrasit, bituminus, sub-bituminus, lignit dan gambut.
Ø  Antrasit adalah kelas batu bara tertinggi, dengan warna hitam berkilauan (luster) metalik, mengandung antara 86% - 98% unsur karbon (C) dengan kadar air kurang dari 8%.
Ø  Bituminus mengandung 68 - 86% unsur karbon (C) dan berkadar air 8-10% dari beratnya. Kelas batu bara yang paling banyak ditambang di Australia.
Ø  Sub-bituminus mengandung sedikit karbon dan banyak air, dan oleh karenanya menjadi sumber panas yang kurang efisien dibandingkan dengan bituminus.
Ø  Lignit atau batu bara coklat adalah batu bara yang sangat lunak yang mengandung air 35-75% dari beratnya.
Ø  Gambut, berpori dan memiliki kadar air di atas 75% serta nilai kalori yang paling rendah.


2. Cadangan Batubara di indoneisa 
Peta cadanan batubara di indonesia
       Sumber Daya dan Cadangan Batubara Indonesia Per-Tahun 2005

 Batubara di Indonesia
 3.      Pemanfaatan Batubara
Bahan Bakar Langsung
  • Penyerapan gas SO2 dari hasil pembakaran briket bio batubara dengan unggulan zeolit.
  • Pengembangan model fisik tungku pembakaran briket biocoal untuk industri rumah tangga, pembakaran bata/genteng, boiler rotan dan pengering bawang.
  • Tungku hemat energi untuk industri rumah tangga dengan bahan bakar batubara/briket bio batubara.
  • Pembakaran kapur dalam tungku tegak system terus menerus skala komersial dengan batubara halus menggunakan pembakar siklon.
  • Tungku pembuatan gula merah dengan bahan bakar batubara.
  • Pembakaran kapur dalam tungku system berkala dengan kombinasi bahan bakar batubara – kayu.
  • Pembakaran bata-genteng dengan batubara.
Non Bahan Bakar
  • Pengkajian pemanfaatan batubara Kalimantan Selatan untuk pembuatan karbon aktif.
  • Daur ulang minyak pelumas bekas dengan menggunakan batubara peringkat rendah sebagai penyerap.

Cara Mengubah Batu Bara Menjadi Listrik
Kehidupan moderen tidak bisa dibayangkan tanpa adanya listrik. Listrik menerangi rumah, gedung, jalanan, memanaskan rumah dan industri, serta menghidupkan sebagian besar peralatan yang digunakan di rumah, kantor dan mesin-mesin di pabrik. Meningkatkan akses ke listrik di seluruh dunia merupakan faktor kunci dalam mengentaskan kemiskinan. Cukup mengejutkan untuk dibayangkan bahwa 1,6 milyar orang di dunia, atau 27% dari seluruh penduduk dunia, tidak memiliki listrik.
Batu bara ketel uap, juga disebut batu bara termal, digunakan di pembangkit listrik untuk mengalirkan listrik. Pembangkit listrik konvensional yang pertama menggunakan batu bara bongkahan yang dibakar diatas rangka bakar dalam ketel untuk menghasilkan uap. Kini, batu bara digiling dahulu menjadi bubuk halus, yang meningkatkan areapermukaan dan memungkinkan untuk terbakar secara lebih cepat. Dalam sistem pulverised coalcombustion (PCC – pembakaran serbuk batu bara)ini, serbuk batu bara ditiupkan ke dalam ruang bakar ketel dan serbuk batu bara tersebut di bakar padasuhu yang tinggi. Gas panas dan energi panas yangdihasilkan mengubah air – dalam tabung-tabungketel – menjadi uap.
Uap tekanan tinggi disalurkan ke dalam suatuturbin yang memiliki ribuan bilah baling-baling. Uap mendorong bilah-bilah tersebut sehingga poros turbin berputar dengan kecepatan yang tinggi. Satu pembangkit listrik terpasang di salah satu ujung poros turbin dan terdiri dari kumparan kabel terbuka. Listrik dihasilkan pada saat kumparan trsebut berputar dengan cepat dalam
Suatu  medan magnetik yang kuat. Setelah melewati turbin, uap menjadi terkondensasi dan kembali ke Listrik yang dihasilkan ditransformasikan ketegangan yang lebih tinggi – mencapai 400000 volt – yang digunakan transmisi ekonomis yang efisien
melalui jaringan pengantar arus kuat. Pada saat  mendekati titik konsumsi, seperti rumah kita, tegangan listrik diturunkan ke sistem tegangan yang lebih aman 100- 250 volt sebagaimana yang digunakan pada pasar domestik. Teknologi PCC yang moderen sudah berkembang dengan baik dan memberikan  ontribusi pada 90% dari kapasitas listrik yang dibangkitkan oleh batu bara di seluruh dunia.

Pengembangan terus dilakukan pada rancangan pembangkit listrik PCC konvensional dan teknik  pembakaran baru sedang dikembangkan. Perkembangan tersebut memungkinkan produksi listrik yang lebih banyak dengan menggunakan batu bara yang lebih sedikit – hal ini dikenal sebagai meningkatkan efisiensi termal dari pembangkit listrik.

Fungsi Lain dari Batu Bara

Pengguna batu bara yang penting lainnya mencakup pusat pengolahan alumina, pabrik kertas, dan industri kimia serta farmasi. Beberapa produk kimia dapat diproduksi dari hasil-hasil sampingan batu bara. Ter batu bara yang dimurnikan digunakan dalam pembuatan bahan kimia seperti minyakkreosot, naftalen, fenol dan benzene. Gas amoniak yang diambil dari tungku kokas digunakan untuk membuat garam amoniak, asam nitrat dan pupuk tanaman. Ribuan produk yang berbeda memiliki komponen batu bara atau hasil sampingan batu bara: sabun, aspirin, zat pelarut, pewarna, plastik dan fiber, seperti rayon dan nylon.
Batu bara juga merupakan suatu bahan yang penting
dalam pembuatan produk-produk tertentu:
Ø  Karbon teraktivasi – digunakan pada saringan air dan pembersih udara serta mesin pencuci darah.
Ø  Serat karbon – bahan pengeras yang sangat kuat namun ringan yang digunakan pada konstruksi, sepeda gunung dan raket tenis.
Ø  Metal silikon – digunakan untuk memproduksi silikon dan silan, yang pada gilirannya digunakan untuk membuat pelumas, bahan kedap air, resin, kosmetik, shampo dan pasta gigi.

 4. Cadangan Batubara Dunia
Ada beberapa ukuran untuk mengetahui berapa banyak batubara yang tersisa, berdasarkan tingkat kepastian geologi dan kelayakan ekonomi-nya. Data-data yang diterbitkan berkisar mulai dari berapa banyak yang tersisa pada produksi batubara saat ini sampai total sumberdaya batubara yang ada, yang merupakan perkiraan berapa banyak cadangan batubara yang masih ada; baik yang diketahui pada saat ini maupun yang didalilkan berdasarkan prinsip geologi.

Cadangan Sumber Daya Batubara Internasional
Di seluruh dunia, dibandingkan dengan semua bahan bakar fosil lainnya, batubara merupakan yang paling berlimpah dan terdistribusi secara luas di seluruh benua. Perkiraan untuk cadangan total batubara dunia per 1 Januari 2009 adalah 948.000.000.000 short ton. Rasio yang dihasilkan dari cadangan batubara untuk konsumsi diperkirakan 129 tahun, yang berarti bahwa pada rasio konsumsi, cadangan batubara saat ini bisa bertahan selama masa tersebut.


Distribusi Cadangan Batubara Dunia Lebih Bervariasi daripada Minyak dan Gas
Cadangan batubara yang signifikan ditemukan di Amerika Serikat dan Rusia, tapi tidak di Timur Tengah. Bahkan, Amerika Serikat dan Rusia memiliki hampir separuh dari cadangan batubara dunia seperti yang ditunjukkan dalam tabel di bawah ini. Sebaliknya, cadangan minyak terutama ditemukan di Timur Tengah dan Kanada, sementara Rusia, Iran, dan Qatar memiliki lebih dari setengah dari cadangan alam gas dunia.

Perkiraan Cadangan Energi Dunia

Berdasarkan Negara Penyuplai

Coal
Oil
Gas
United States
27.5%
Saudi Arabia
17.7%
Russia
25.2%
Russia
18.3%
Venezuala
14.4%
Iran
15.7%
China
13.3%
Canada
11.9%
Qatar
13.4%
Other Non-OECD Europe and Eurasia
10.7%
Iran
9.3%
Saudi Arabia
4.1%
Australia and New Zealand
8.9%
Iraq
7.8%
United States
4.1%
India
7.0%
Kuwait
6.9%
Turkenistan
4.0%
OECD Europe
6.5%
United Arab Emirates
6.7%
United Arab Emirates
3.4%
Africa
3.7%
Russia
4.1%
Nigeria
2.8%
Other Central and South America
0.9%
Libya
3.2%
Venezuela
2.7%
Rest of World
3.2%
Rest of World
18.2%
Rest of World
24.7%
  Total
100.0%
  Total
100.0%
  Total
100.0%
Source: U.S. Energy Information Administration, International Energy Outlook, September 2011, Tables 5, 7, and 10.

Referensi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

SISTEM INISIASI PELEDAKAN (Blast Initiation System)

Inisiator merupakan suatu istilah yang diguanakan oleh perusahaan (industri) bahan peledakn untuk mendeskripsikan peralatan yang dapat dig...