Apa
Itu Gas Bumi
Menurut
Wikipedia Online ( 10 Oktober 2012 )
Gas alam sering juga disebut sebagai gas Bumi atau gas rawa, adalah bahan bakar fosil berbentuk
gas yang terutama terdiri dari metana CH4). Ia dapat
ditemukan di ladang minyak, ladang gas Bumi dan juga tambang batu bara. Ketika
gas yang kaya dengan metana diproduksi melalui pembusukan oleh bakteri anaerobik dari
bahan-bahan organik selain dari fosil, maka ia disebut biogas. Sumber biogas dapat ditemukan di rawa-rawa, tempat pembuangan akhir sampah, serta penampungan kotoran manusia dan hewan.
Menurut
Pasal 1 ayat 2, UU No 22 Tahun 2001 Minyak dan Gas Bumi
2. Gas Bumi adalah hasil proses alami berupa
hidrokarbonyang dalam kondisi tekanan dan temperature atmosfer berupa fasa gas
yang diperoleh dari proses penambangan Minyak dan Gas Bumi
Komposisi
Kimia Gas Alam
Komponen
utama dalam gas alam adalah metana (CH4), yang merupakan molekul hidrokarbon rantai terpendek dan teringan. Gas alam juga mengandung
molekul-molekul hidrokarbon yang lebih berat seperti etana (C2H6), propana (C3H8) dan butana (C4H10), selain juga gas-gas yang
mengandung sulfur (belerang). Gas alam juga merupakan sumber utama untuk sumber
gas helium.
Metana
adalah gas rumah kaca yang dapat menciptakan pemanasan
global ketika terlepas ke
atmosfer, dan umumnya dianggap sebagai polutan ketimbang sumber energi yang
berguna. Meskipun begitu, metana di atmosfer bereaksi dengan ozon, memproduksi karbon
dioksida dan air, sehingga
efek rumah kaca dari metana yang terlepas ke udara relatif hanya berlangsung
sesaat. Sumber metana yang berasal dari makhluk hidup kebanyakan berasal dari
rayap, ternak (mamalia) dan pertanian (diperkirakan kadar emisinya sekitar 15,
75 dan 100 juta ton per tahun secara berturut-turut).
Komponen
|
%
|
Metana
(CH4)
|
80-95
|
Etana (C2H6)
|
5-15
|
Propana
(C3H8) and Butana (C4H10)
|
< 5
|
Nitrogen, helium, karbon
dioksida (CO2), hidrogen
sulfida (H2S), dan
air dapat juga terkandung di dalam gas alam. Merkuri dapat juga terkandung dalam jumlah kecil. Komposisi gas
alam bervariasi sesuai dengan sumber ladang gasnya.
Campuran
organosulfur dan hidrogen sulfida adalah kontaminan (pengotor) utama
dari gas yang harus dipisahkan . Gas dengan jumlah pengotor sulfur yang
signifikan dinamakan sour gas dan sering disebut juga sebagai "acid
gas (gas asam)". Gas alam yang telah diproses dan akan dijual
bersifat tidak berasa dan tidak berbau. Akan tetapi, sebelum gas tersebut
didistribusikan ke pengguna akhir, biasanya gas tersebut diberi bau dengan
menambahkan thiol, agar dapat terdeteksi bila terjadi kebocoran gas. Gas
alam yang telah diproses itu sendiri sebenarnya tidak berbahaya, akan tetapi
gas alam tanpa proses dapat menyebabkan tercekiknya pernapasan karena ia dapat
mengurangi kandungan oksigen di udara pada level yang dapat membahayakan.
Gas
alam dapat berbahaya karena sifatnya yang sangat mudah terbakar dan menimbulkan
ledakan. Gas alam lebih ringan dari udara, sehingga cenderung mudah tersebar di
atmosfer. Akan tetapi bila ia berada dalam ruang tertutup, seperti dalam rumah,
konsentrasi gas dapat mencapai titik campuran yang mudah meledak, yang jika
tersulut api, dapat menyebabkan ledakan yang dapat menghancurkan bangunan.
Kandungan metana yang berbahaya di udara adalah antara 5% hingga 15%.
Pemanfaatan Gas Alam
Secara
garis besar pemanfaatan gas alam dibagi atas 3 kelompok yaitu :
- Gas alam sebagai bahan bakar, antara lain sebagai bahan bakar Pembangkit Listrik Tenaga Gas/Uap, bahan bakar industri ringan, menengah dan berat, bahan bakar kendaraan bermotor (BBG/NGV), sebagai gas kota untuk kebutuhan rumah tangga hotel, restoran dan sebagainya.
- Gas alam sebagai bahan baku, antara lain bahan baku pabrik pupuk, petrokimia, metanol, bahan baku plastik (LDPE = low density polyethylene, LLDPE = linear low density polyethylene, HDPE = high density polyethylen, PE= poly ethylene, PVC=poly vinyl chloride, C3 dan C4-nya untuk LPG, CO2-nya untuk soft drink, dry ice pengawet makanan, hujan buatan, industri besi tuang, pengelasan dan bahan pemadam api ringan.
- Gas alam sebagai komoditas energi untuk ekspor, yakni Liquefied Natural Gas (LNG.
Teknologi
mutakhir juga telah dapat memanfaatkan gas alam untuk air conditioner
(AC=penyejuk udara), seperti yang digunakan di bandara Bangkok, Thailand dan
beberapa bangunan gedung perguruan tinggi di Australia.
Cadangan Gas Alam
Indonesia
Pemanfaatan
gas alam di Indonesia dimulai pada tahun 1960-an dimana produksi gas alam dari
ladang gas alam PT Stanvac Indonesia di Pendopo, Sumatera Selatan dikirim
melalui pipa gas ke pabrik pupuk Pusri IA, PT Pupuk Sriwidjaja di Palembang.
Perkembangan pemanfaatan gas alam di Indonesia meningkat pesat sejak tahun
1974, dimana PERTAMINA mulai memasok gas alam melalui pipa gas dari ladang gas
alam di Prabumulih, Sumatera Selatan ke pabrik pupuk Pusri II, Pusri III dan Pusri
IV di Palembang. Karena sudah terlalu tua dan tidak efisien, pada tahun 1993
Pusri IA ditutup,dan digantikan oleh Pusri IB yang dibangun oleh putera-puteri
bangsa Indonesia sendiri. Pada masa itu Pusri IB merupakan pabrik pupuk paling
modern di kawasan Asia, karena menggunakan teknologi tinggi.
Di
Jawa Barat, pada waktu yang bersamaan, 1974, PERTAMINA juga memasok gas alam
melalui pipa gas dari ladang gas alam di lepas pantai (off shore) laut Jawa dan
kawasan Cirebon untuk pabrik pupuk dan industri menengah dan berat di kawasan
Jawa Barat dan Cilegon Banten. Pipa gas alam yang membentang dari kawasan
Cirebon menuju Cilegon, Banten memasok gas alam antara lain ke pabrik semen,
pabrik pupuk, pabrik keramik, pabrik baja dan pembangkit listrik tenaga gas dan
uap.
Selain
untuk kebutuhan dalam negeri, gas alam di Indonesia juga di ekspor dalam bentuk
LNG (Liquefied Natural Gas)
Salah
satu daerah penghasil gas alam terbesar di Indonesia adalah Nanggröe Aceh
Darussalam. Sumber gas alam yang
terdapat di daerah Kota
Lhokseumawe dikelola
oleh PT Arun NGL Company. Gas alam telah diproduksikan sejak tahun 1979 dan diekspor
ke Jepang dan Korea
Selatan. Selain itu di Krueng
Geukuh, Nanggröe Aceh Barôh (kabupaten Aceh Utara) juga terdapat PT Pupuk Iskandar
Muda pabrik pupuk urea, dengan bahan baku dari gas alam.
Saat
ini cadangan gas alam yang dimiliki Indonesia diperkirakan sebesar 134,0
triliun kaki kubik (TCF( yang tersebar di Aceh, Sumatera Utara, Sumatera
Tengah, Sumatera Selatan, Jawa Barat, Jawa Tengah,
Jawa
Timur, Kalimantan Timur, Natuna, Sulawesi Selatan, dan Papua. Meski?cadangan
sangat besar, kemampuan untuk memproduksi gas tersebut masih sangat terbatas
sehingga Indonesia setiap tahun hanya memproduksi gas sekitar 3 TCF. Poduksi
gas alam tercatat sebesar 8,6 miliar kaki kubik per hari, dimana 6,6 miliar
kaki kubik dari produksi tersebut digunakan untuk ekspor dan sisanya sebesar
2,0 miliar kaki kubik untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri yaitu untuk
keperluan fertilizers, refinery, petrochemicals, LPG domestik, PGN, PLN, dan
industri lainnya. Penerimaan negara dari gas alam rata-rata sebesar 10ari total
penerimaan negara, dan 80ari jumlah tersebut berasal dari ekspor. Saat ini
sebanyak 80adang gas dengan kapasitas cadangan kecil yang belum dimanfaatkan
secara optimal, karena kendala sistem transportasinya. Dengan system tranportasi
NGH diharapkan kita mampu memanfaatkan ladang gas kita dengan optimal. Dan
sebentar lagi, memanaskan secangkir kopi hangat dengan menyalakan bongkahan es
tidak hanya ada dalam bayangan saja.
Sedangkan
menurut majalah Tambang.com Total cadangan gas Indonesia berdasarkan data
2010 ditaksir mencapai 157,14 triliun standar kaki kubik (tscf), terdiri atas
cadangan terbukti 108,4 tscf dan cadangan potensial 48,74 tscf. Jumlah itu
setara 3% dari cadangan gas dunia.
Cadangan gas bumi di
Indonesia diperkirakan akan habis tahun 2032, karena itu diperlukan terobosan
antisipasi dengan mengkonservasi lahan-lahan nonproduktif dan lahan marginal
untuk menghasilkan gas alternatif. “Dari hasil perkebunan misalnya dapat diolah
sebagai bahan baku biodiesel, biogasoline dan biobriket,” kata Prof DR I Gusti
Bagus Wijaya Kusuma dosen Fakultas Teknik Universitas Udayana.
Cadangan Gas Alam Dunia
Total
cadangan dunia (yang sudah dikonfirmasi) adalah 6,112 triliun kaki persegi.
Daftar 20 besar negara dengan cadangan gas terbesar dalam satuan triliun kaki
persegi (trillion cu ft) adalah:[1]
1.
Rusia =1,680
2.
Iran =971
3.
Qatar =911
4.
Arab Saudi =241
5.
United Arab Emirates =214
6.
Amerika Serikat =193
7.
Nigeria =185
8.
Aljazair =161
9.
Venezuela =151
10.
Irak =112
11.
Indonesia =98
12.
Norwegia
=84
13.
Malaysia
=75
14.
Turkmenistan
=71
15.
Uzbekistan
=66
16.
Kazakhstan
=65
17.
Belanda
=62
18.
Mesir =59
19.
Kanada =57
20.
Kuwait =56
Total
cadangan 20 negara di atas adalah 5,510 triliun kaki persegi dan total cadangan
negara-negara di luar 20 besar di atas adalah 602 triliun kaki persegi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar