Pengertian
Teksture Batuan Beku
Pengertian
tekstur batuan mengacu pada kenampakan butir-butir mineral yang ada di
dalamnya, yang meliputi tingkat kristalisasi, ukuran butir, bentuk butir,
granularitas, dan hubungan antar butir (fabric). Jika warna batuan berhubungan erat dengan komposisi kimia
dan mineralogi, maka tekstur berhubungan dengan sejarah pembentukan dan
keterdapatannya. Tekstur merupakan hasil dari rangkaian proses sebelum,dan sesudah
kristalisasi.
Macam-Macam
Tekstur Batuan Beku
1. Tekstur Umum Batuan Beku
Berikut
ini merupakan tekstur yang umum pada batuan beku :
a.
Kristalinitas
Kristalinitas adalah derajat
kristalisasi dari suatu batuan beku pada waktu terbentuknyabatuan tersebut.
Kristalinitas dalam fungsinya digunakan untuk menunjukkan berapa
banyak yang berbentuk kristal dan yang tidak berbentuk kristal, selain itu
juga dapat mencerminkankecepatan pembekuan magma. Apabila magma dalam
pembekuannya berlangsung lambat makakristalnya kasar. Sedangkan jika
pembekuannya berlangsung cepat maka kristalnya akan halus,akan tetapi jika
pendinginannya berlangsung dengan cepat sekali maka kristalnya berbentuk
amorf. Dalam pembentukannnya dikenal
tiga kelas derajat kristalisasi, yaitu:
·
Holokristalin, yaitu batuan beku dimana
semuanya tersusun oleh Kristal,hal ini menunjukkan bahwa proses kristalisasi berlangsung begitu
lama sehingga memungkinkan terbentuknya mineral – mineral dengan bentuk kristal
yang relatif sempurna. Tekstur holokristalin adalah karakteristik
batuan plutonik, yaitu mikrokristalin yang telah membeku di dekatpermukaan.
·
Hipokristalin,
yaitu apabila sebagian batuan terdiri dari massa gelas dan sebagian lagi
terdiridari massa Kristal, , hal ini menunjukkan proses kristalisasi berlangsung relatif lama
namun masih memingkinkan terbentuknya mineral dengan bentuk kristal yang
kurang.
·
Holohyalin,
yaitu batuan beku yang semuanya tersusun dari massa gelas, , hal ini menunjukkan
bahwa proses kristalisasi magma berlangsung relatif singkat sehingga tidak
memungkinkan pembentukan mineral – mineral dengan bentuk yang sempurna. Tekstur
holohyalin banyak terbentuk sebagai lava (obsidian), dike dan sill, atau
sebagai fasies yang lebih kecil daritubuh batuan.
b. Granularitas
Granularitas didefinisikan sebagai
besar butir (ukuran) pada batuan beku. Pada umumnya dikenaldua kelompok tekstur
ukuran butir, yaitu:
·
Fanerik/fanerokristalin
Besar kristal-kristal
dari golongan ini dapat dibedakan satu sama lain secara megaskopis denganmata
biasa. Kristal-kristal jenis fanerik ini dapat dibedakan menjadi:
v Halus
( fine), apabila ukuran diameter butir kurang dari 1 mm.
v Sedang
(medium), apabila ukuran diameter butir antara 1 – 5 mm.
v Kasar
(coarse), apabila ukuran diameter butir antara 5 – 30 mm.
v Sangat
kasar (very coarse), apabila ukuran diameter butir lebih dari 30 mm.
·
Afanitik
Besar kristal-kristal
dari golongan ini tidak dapat dibedakan dengan mata biasa sehinggadiperlukan
bantuan mikroskop. Batuan dengan tekstur afanitik dapat tersusun oleh kristal,
gelas atau keduanya. Dalam analisa mikroskopis dapat dibedakan:
v Mikrokristalin,
apabila mineral-mineral pada batuan beku bisa diamati dengan bantuanmikroskop dengan
ukuran butiran sekitar 0,1 –0,01 mm.
v Kriptokristalin,
apabila mineral-mineral dalam batuan beku terlalu kecil untuk diamatimeskipun
dengan bantuan mikroskop. Ukuran butiran berkisar antara 0,01 –0,002 mm.
v Amorf/glassy/hyaline,
apabila batuan beku tersusun oleh gelas
·
Porfiritik
Batuan yang kristalnya
sebagian dapat dibedakan dengan mata biasa (berukuran besar) dan sebagian
Kristal lainnya tidak dapat dibedakan dengan mata biasa, hingga hanya bias
dilihat dengan menggunakan bantuan mikroskop. Serta fenokrisnya tertanam dalam
massa dasar yang halus
c. Bentuk
Kristal
Bentuk kristal adalah
sifat dari suatu kristal dalam batuan, jadi bukan sifat batuan
secarakeseluruhan. Ditinjau dari pandangan dua dimensi dikenal tiga bentuk
kristal, yaitu:
·
Euhedral,
apabila batas dari mineral adalah bentuk asli dari bidang kristal.
·
Subhedral,
apabila sebagian dari batas kristalnya sudah tidak terlihat lagi.
·
Anhedral,
apabila mineral sudah tidak mempunyai bidang kristal asli.
Ditinjau
dari pandangan tiga dimensi, dikenal empat bentuk kristal, yaitu:
·
Equidimensional, apabila bentuk kristal ketiga dimensinya sama
panjang.
·
Tabular ,
apabila bentuk kristal dua dimensi lebih panjang dari satu dimensi yang lain.
·
Prismitik ,
apabila bentuk kristal satu dimensi lebih panjang dari dua dimensi yang lain.
·
Irregular , apabila bentuk kristal tidak teratur
d. Hubungan
antar Kristal
Hubungan antar kristal
atau disebut juga relasi didefinisikan sebagai hubungan antarakristal/mineral
yang satu dengan yang lain dalam suatu batuan. Secara garis besar, relasi
dapatdibagi menjadi dua, yaitu:
·
Equigranular ,
yaitu apabila secara relatif ukuran kristalnya yang membentuk batuan
berukuransama besar. Berdasarkan keidealan kristal-kristalnya, maka
equigranular dibagi menjadi tiga,yaitu:
v Panidiomorfik
granular , yaitu apabila sebagian besar mineral-mineralnya terdiri dari
mineral-mineral yang euhedral.
v Hipidiomorfik
granular , yaitu apabila sebagian besar mineral-mineralnya terdiri dari
mineral-mineral yang subhedral.
v Allotriomorfik
granular , yaitu apabila sebagian besar mineral-mineralnya terdiri dari
mineral-mineral yang anhedral.
·
Inequigranular ,
yaitu apabila ukuran butir kristalnya sebagai pembentuk batuan tidak samabesar.
Mineral yang besar disebut fenokris dan yang lain disebut massa dasar atau
matrik yangbisa berupa mineral atau gelas.
e.
Komposisi Mineral
Berdasarkan mineral penyusunnya batuan beku dapat dibedakan menjadi 4 yaitu:
·
Kelompok
Granit – Riolit, Berasal dari magma yang bersifat
asam,terutama tersusun oleh mineral-mineral kuarsa ortoklas, plaglioklas Na,
kadang terdapat
hornblende,biotit,muskovit dalam jumlah yang kecil.
·
Kelompok
Diorit – Andesit, Berasal
dari magma yang bersifat intermediet,terutama tersusun atas mineral-mineral
plaglioklas, Hornblande, piroksen dan kuarsa biotit,orthoklas dalam jumlah
kecil
·
Kelompok
Gabro – Basalt, Tersusun
dari magma yang bersifat basa dan terdiri dari mineral-mineral
olivine,plaglioklas Ca,piroksen dan hornblende.
·
Kelompok
Ultra Basa, Tersusun
oleh olivin dan piroksen.mineral lain yang mungkin adalah plagliokals Ca dalam
jumlah kecil.
2.
Tekstur Khusus Batuan Beku
a.
Batuan
yang mengandung kristal berukuran kasar yang tertanam dalam massa dasar
yangberukuran lebih halus.
·
Porphyritic/phyric=
jika massadasar kristalin
·
Vitrophyric
= jika massadasar gelasan
·
Felsophyric
: jika massadasar berupa kuarsa dan feldspar yang saling tumbuh bersama
atauintergrowth.
·
Orthophyric
: jika massadasar berupa feldspar yang bentuknya gemuk, siku-siku.
·
Cumulophyric
: jika fenokris mengelompok/berkumpul
b.
Tekstur
Khusus
·
Ophitic
dan subophitic, merupakan tekstur yang
khas pada kelompok gabro/ basalt,terutama diabas. Merupakan intergrowth antara
piroksen dan plagioklas.
v
Ophitic
, Jika mineral plagioklas dilingkupi oleh mineral piroksen
v
Subophitic
, Jika mineral piroksen dilingkupi oleh mineral plagioklas
·
Tekstur graphic , merupakan tekstur yang sering ada pada
batuan beku yang kaya silika,terutama granit, pegmatit, dimana mineral kuarsa
tumbuh bersama dengan alkali feldspar.
·
Trachytic
(pilotaxitic), tekstur yang umum pada batuan vulkanik, berupa mikrolit
yangmembentuk orientasi tertentu, karena dihasilkan oleh mekanisme aliran.
·
Intergranular
/intersertal, banyak dijumpai pada
batuan lava dan hipabisal, khususnya basalt dandiabas. Celah-celah sudut
mineral feldspar
ditempati oleh mineral ferromagnesian (olivin,piroksen, bijih besi) atau gelas,
mineral sekunder, serpentin, chlorit dll.
·
Amygdaloidal
texture, sering dijumpai pada lava atau
batuan intrusi dangkal. Berupa lubang-lubang gas (vesicles), yang terisi
mineral sekunder, seperti opal, chalsedon, chlorite, kalsit.
·
Granophyric / micrographic ,
merupakan tekstur intergrowth antara mineral kuarsa dengan feldspar, tetapi
dengan ukuran yanglebih halus.Terdapat pada batuan applite.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar