1. Sisi Ekonomi dan Sumber Daya Manusia
Tidak dapat dipungkiri baik secara
langsung maupun tidak langsung sebagian besar dengan adanya kegiatan penambangan dan adanya
perusahaan pertambangan disuatu daerah akan berdampak secara sistematik pada
segi ekonomi masyarakat daerah tersebut.
Hal ini dapat terlihat dari peningkatan
pendapatan perbulan masyarakat disekitar perusahaan pertambangan tersebut.
Peningkatan pendapatan ini disebabkan oleh adanya penerimaan tenaga Kerja yang
dilakukan oleh perusahaan untuk mendukung kegiatan operasional. Meliputi
tenaga managerial, teknis tambang, teknis operasional dan tenaga kerja pendukung.
Salah satu contoh kasus berikut ini
disajikan salah satu contoh jumlah kebutuhan tenaga kerja yang akan
direkrut oleh salah satu perusahaan batubara yaitu PT. Anggana Coal yang
berioperasi di Kecamatan Loa Kulu Kabupaten Kutai Kartanegara
membutuhkan tenaga kerja sebesar 151 orang. lni berarti akan memberikan
kesempatan kerja kepada penduduk lokal. Diketahui jumlah penduduk usia 16 - 55
tahun di sekitar lokasi perusahaan sebanyak 5.435 jiwa dan jumlah pengangguran
sebanyak 871 jiwa, maka tingkat partisipasi
angkatan kerja (TPAK),sebesar
L AK
TPAK = X 100%
L PUK
Dimana:
AK
= Angkatan Kerja (PUK yang mencari pekerjaan)
PUK
= Penduduk Usia Kerja (Penduduk berusia 15 tahun ke atas)
Maka
:
871
TPAK = X 100%
5.435
=
0,1601 = 16,02%
Karena PT. Anggana Coal merekrut tenaga
kerja sebanyak 151 orang dengan asumsi bahwa 80 % atau sebanyak 121 orang
tenaga kerja berasal dari tenaga kerja lokal yang belum bekerja, maka PT.
Anggana Coal akan mengurangi tingkat pengangguran atau memberikan kesempatan
kerja (KK) bagi penduduk lokal sebesar :
871 - 121
KK = X
100%
5.435
= 13,79%
Dengan demikian kesempatan kerja (KK) =
16,02%-13,79% = 2,23%. Perekrutan masyarakat lokal untuk bekerja di
pertambangan batubara diharapkan akan meningkatkan pendapatan mereka
yang pada akhimya akan berpengaruh pada tingkat pendapatan perkapita
keluarga pekerja tambang . Berdasarkan hasil kajian yang telah dilakukan
terhadap pendapatan masyarakat setelah ada aktivitas pertambangan
batubara menunjukkan adanya peningkatansecara umum dari pendapatan sekitar .±
Rp 1.000.000,- meningkat menjadi
sekitar
.± Rp 2.000.000,- Dengan jumlah anggota keluarga rata 3 orang per kepala
keluarga (KK), maka tingkat pendapatan perkapita (PPK) masyarakat di sekitar
tam bang batubara sebesar Rp. 666.666,- (Enam Ratus Enam Puluh Enam Ribu
Enam Ratus Enam Puluh Enam Rupiah per kapita).
Selain faktor adanya penyerapan tenaga
kerja lokal yang bekerja
di
perusahaan, peningkatan penghasilan per bulan yang diterima oleh masyarakat disebabkan
pula oleh adanya peluang usaha bagi masyarakat yang berada disekitar aktifitas
pertambangan. Berdasarkan data Tabel 8 menunjukkan bahwa 72.26 % responden
menjawab bahwa kehadiran perusahaan membuka peluang usaha bagi penduduk
setempat. Warung sembako, rumah sewaan, dan warung makan adalah 3 peluang usaha
yang paling dominan yang dilakukan oleh masyarakat secara berturutturut presentasenya
20.76%, 19.48 %, dan 15.33 %.
2.
Memasok Kebutuhan Energi.
Kegiatan penambangan oleh perusahaan
pertambangan khususnya penambangan bahan-bahan tambang yang pengunaan akhirnya
sebagai sumber energi secara langsung akan berdampak pada peningkatan dan
mpemenuhan permintaan pasokan energi khususnya didaerah tersebut dan pada
daerah lain secara luas.
Sebagai contoh penambangan bahan galian
batubara yang umumnya digunakan sebagai bahan bakar pembangkit listrik tentunya
akan mampu meningkatkan pasokan energi listrik pada daerah tersebut dikarenakan
ketersediaan bahan bakar yang besar bagi pembangkit listrik PLTU khususnya.
Bahkan banyak dengan adanya kegiatan penambangan batubara yang cukup besar akan
merangsang investasi pendirian pembangkit listrik PLTU pada daerah di sekitar
penambangan batubara sehingga kebutuhan energi daerah tersebut jauh dapat
dipenuhi.
Selain itu penambangan gas bumi juga
dapat dimanfaatkan sebagai alternatif energi lain yaitu pembangkit listrik
tenaga gas atau PLTG, dimana dengan hal tersebut kebutuhan energi daerah
tersebut bisa teratasi dengan baik.
3.
Memacu Pembangunan.
Pembangunan didaerah kegiatan penambangan
dan perusahaan pertambangan tentunya akan terus berkembang pesat sejalan dengan
kegiatan penambangan itu sendiri. Pembangunan insfrastruktur pendukung kegiatan
penambangan itu sendiri tentunya akan memicu peningkatan pembangunan didaerah
tersebut guna mendukung kebutuhan perusahaan dan kegiatan penambangan itu
sendiri mulai dari segi sosial, kesehatan, perekonomian dan lain-lain.
Seperti diterangkan sebelumnya kegitan
penambangan itu sendiri akan merangsang pembangunan perusahaan pengguna dari
bahan tambang itu sendiri yang akan berimbas secara berkelanjutan akan
kebutuhan insfrastruktur sosial seperti tempat ibadah, ekonomi berupa perbankan
dan pasar, serta sarana pendidikan.
Selain itu kewajiban tanggung jawab
sosial ( Social Responsibility ) untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat
disekitar perusahaan pertambangan menjadi poin penting lain yang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar