Pendahuluan :
Penentuan
tata nama batuan sedimen klastik didasarkan oleh dimensi butiran, dimana ukuran
butir sangat mnentukan dalam penamaan batuannya, misalnya ukuran batuan sedimen
mud , maka nama batuannya ialah mudstone, sedangkan untuk batuan dengan ukuran
sand diberi nama sandstone. Ukuran sedimen gravel maka ditentukan maka ditentukan oleh kebundaran butiran,
brecia untuk kebundaran batuan yang berjenis angular dan batuan konglomerat
untuk batuan yang butirnya memiliki
bentuk pembundaran rounded. Pada dasarnya prinsip penamaan batuan harus
mengacu kepada suatu klasifikasi, agar penamaannya menjadi standar dalam
deskripsi dan penentuan nama batuan. Misalnya penamaan batuan berdasarkan
kenampakan teksturalnya dan berdasarkan kepada komposisi butirannya maupun
dengan kombinasi keduanya.
Contoh
penamaan batuan seperti sandstone karena ukuran batuannya sand. Calcirudit,
karena berukuran gravel dengan kompusisi penyusunyya adalah bahan carbonat dari
calcite. Dan arkose dengan ukuran butir sandstone dan didominasi komposisi
kuarsa dan feldspar.
Soal 1 :
Apa
yang signifikan dalam penentuan tata nama pada “rudaceous rock” dari sisi
teksturalnya dan komposisinya.
Jawab
:
Rudaceus rock merupakan batuan berkomposisi
sedimen sedikitnya berkisar pada 25 % dari total volume batuan itu sendiri, dan
batuan tersebt tersusun oleh partikel yang ukuran butirannya lebih besar dari 2
mm. jenis batuan ini berupa konglomerat ( disusun oleh partikel rounded ),
diamictites ( disusun oleh partikel yang rounded dan angular ) dan breccias/
breksi ( disusun oleh partikel yang angular ).
Dari
segi teksturalnya, penamaan batuan pada rudaceus rock ini didasarkan pada ukuran
butiran(partikel) penyusun batuan tersebut, misalnya grain-supported cgluntuk
konglomerat, dan mud-suppoerted cgl untuk diamictites ( peably mudstone ). Bentuk
pembundaran yang dimiliki oleh batuan digunakan untuk pnggolongan kelas batuan
itu sendiri.
Berikut
penjelasan mengenai jenis batuan rudaceus rock :
Konglomerat
Konglomerat
merupakan batuan sedimen yang diendapkan dalam permeabilitas tinggi, namun
rongga pori yang besar tersebut sangat mudah terisi oleh matriks. Berdasarkan
pada komposisi yang dimilikinya konglomerat dikelompokkan pada Agglomerates (
vulcani-clastic ), Calcirudites ( Carbonates ), silicirudites ( terrigenous ).
Diamictites
Diamictites
atau ada juga yang menyebutnya dengan nama
peably mudstone, batuan ini terbentuk karena adanya mudflow pada lingkungan
subaerial enviro dan underwater, namun terkadang terbentuk juga pada lingkungan
glacial.
Breccias
Merupakan
batuan sedimen yang memiliki derjat
pembundaran angular cobbles. Batuan ini terbentuk secara tektonik dan proses
sedimen. Batuan ini terbentuk pada lingkungan asalnya ( very proximal
environtment ) dimana sediemen yang akan terkompaksi
belum mengalami erosi, abrasi dan pembundaran.
Soal
2 :
Pada
sandstone apa yang menjadi perbedan mendasar hingga dapat di klasifikasikan
menjadi “Arenitas” dan “ Wackes” pada klasifikasi Dott ( Gilbert)
Jawab
:
Arenit
merupakan jenis batu pasir yang terbentuk dari pasir hasil transportasi dan
pengendapan oleh agen transportasi ( angin, air, es, dan angen transportasi sediman
lainnya ) yang pemilahan sedimennya terjadi dengan baik, yang memisahkan lumpur
dan lanau sehingga menyisakan butiran butiran pasir (Raymond, 2002). Selama
proses ini terjadi, sedimen berbutir halus disapu keluar dan akan terpisah
dengan sedimen yang memiliki ukuran butir lebih kasar, sementara sedimen yang
kasar tidak ditransportasikan lagi dan akan diendapkan pada depositional site.
Arenit juga dapat berkembang dimana terjadi pelapukan, transportasi,dan
diagenesis yang menghilangkan butiran halus dan melarutkan komponen yang mudah
larut sehingga hanya meyisakan dan mengendapkan yang berukuran kasar.
Kebanyakan
arenit bertekstur epiklastik, equigranular, atau equigeranular mosaic. Berbagai
jenis material semen dan matrik dapat mengikat butiran, tapi butiran juga dapat
saling terikat melalui mekanisme saling mengunci (interlocking) yang kemudian
menghasilkan rekrstalisasi pada bidang kontak antar butiran selama proses
diagenesis terjadi.
Hal
yang paling mecolok dari arenit adalah jenis arenit yang murni arenit kuarsa,
yangmana memiliki butiran lain selain kuarsa dengan porsi yang sangat sangat
sedikit. Pasir kuarsa murni ini berkembang dari hasil (1) extensive working
dari sedimen pada source terrane yang mengandung banyak kuarsa, (2) reworking
dari material sebelumnya yang tersortasi baik, dan merupakan mature sand, (3)
deep weathering dari batuan kaya kuarsa di wource terrane, atau (4) kombinasi
dari proses proses ini
Berikut
ini adalah skema klasifikasi batu pasir
arenit berdasarkan komposisinya menurut Dott (1962 dalam Guilbert 1982)
batupasir dapat dikatakan berada dalam golongan arenite jika matriknya kurang
dari 5%.
Sedangkan
batuan pasir yang tergolong pada kelompok Wacke dapat hadir di lingkungan
kontinental, lingkungan transisi, dan lingkungan marin. Pada lingkungan
kontinental dapat terbentuk pada alluvial fan deposite, di fluvial channel dan
pada floodplains, dan lacustrine delta. Pada Lingkungan transisi yang mana
wacke ini dapat juga berkembang pada esturarin, delta, dan pada tidal
flat-strandline type. Pada lingkungan marine, wakce mungkin dapat terbentuk
pada shelf, tapi juga pada slope (laut dalam) melalui arus contourite dan
bassin plain turbidite (endapan turbidit tergolong memiliki banyak wacke).
Ciri
batupasir ini biasanya sangat kompak karena umumnya umur tua dan telah
mengalami deep burial diagenesis. Karakterisitiknya dicirikan oleh kaya matrik
(pasir halus, lanau, dan lempung) sebagai matrik dalam klasifikasikan yang
disampaikan Dott (1962 dalam Guilbert 1982) mengandung matrik yang besarnya
>5% ketika telah sementaasi dan terlitifikasi maka akan terbentuk lebih
kompak.
Secara
tekstural batupasir ini tidak matang
karena banyak lempungnya. dan karena banyak lempung diperkirakan
memiliki derjat pemilahan yang buruk. Maka
kemungkinan tempat kehadiran batupasir ini di alam sekitar laut dalam
(daerah trench), kontinental shelves (stable continental crust), hingga
lingkungan turbidite (laut dalam). berikut ini skema pengklasifikasian batuan
pasir jenis wacke menurut Dott (1962 dalam Guilbert 1982) batupasir dikatakan
arenite jika matriknya kurang dari 5%.
Soal
3 :
Pada
batuan yang komposisinya 50% lebih merupakan mud, maka lunggaerd-samuels(Folk)
membuat klasifikasi enam jenis batuan. Jelaskan!
Jawab
:
Dari
klasifikasi Lunggaerd-Samuels ( Folk )
yang batuan sedimen yang terbentuk memiliki komposisi utama dimana >50%
merupakan tersusun atas mud. Berikut ini
enam klasifikasinya menurut lunggaerd-samuels(Folk) :
·
Laminated- siltstone yakni sedimen mengandung lebih dari 50 % mud yang berlaminasi dan ukuran butirnya dominan silt
·
Laminated- mudshale yakni sedimen mengandung lebih dari 50 % mud yang berlaminasi dan ukuran butirnya clay dan silt
·
Laminated- clayshale yakni sedimen mengandung lebih dari 50 % mud yang berlaminasi dan ukuran butirnya dominan clay
·
Non-laminated-siltstone yakni sedimen mengandung
lebih dari 50 % mud yang tidak berlaminasi dan ukuran butirnya dominan silt
·
Non-laminated-mudstone yakni sedimen mengandung
lebih dari 50 % mud yang tidak berlaminasi dan ukuran butirnya clay dan silt
·
Non-laminated-claystone yakni sedimen mengandung
lebih dari 50 % mud yang tidak berlaminasi dan ukuran butirnya dominan clay
Soal
4 :
Apa
Persamaan dan perbedaan pada batuan yang disebut “ diamictite” dan “pebbly mudstone”
Jawab
:
Persamaan
antara “ diamictite “ dan “ pebbly mudstone
“ adalah kedua jenis batuan ini terbentuk pada lingkungan yang sama yaitu pada
lingkungan subaerial enviro dan underwater (sering diesebut Fluxoturbidites).
Selain itu, kedua batuan ini mengalami transportasi yang sama taitu melalui
tranportasi glacial (es). Dan kedua batuan ini
tergolong kepada batuan rudaceus, karena memiliki ukuran butir > 2 mm.
Sedangkan perbedaan “ diamictite “ dan “ pebbly mudstone “ perbandingan fragmen dengan supported
Matrixnya. Pada batuan “ diamictite “ perbandingan gravel atau fragmennya lebih
banyak ketimbang massa dasar (matrix) mudnya dan untuk batuan “ pebbly mudstone “ , matrix mudnya lebih mendominasi atau dengan
kata lain jumlah gravel atau fragmennya
lebih sedikit.
Soal
5 :
Pada
klasifikasi Gravel – sand – mud, diperoleh nama batuan sandy conglomerat,
berikan deskripsi dari batuan ini.
Jawab :
kita bisa mendeskripsikan keadaan sandy conglomerate.
Diamana dalam table tersebut dapat diketahui bahwa sandy conglomerat mengandung
75 % - 80% fragmen yang berukuran gravel dan sisanya berkisar 20 - 25 %
berukuran sand dan mud. Dengan besarnya perbandingan antara mud dan sand adalah
1 ( mud ) : 9 ( sand )
Dari segi
tekstur Sandy conglomerate memiliki pemilahan yang buruk hal ini ditunjukkan
dengan terdapanya fragmen yang ukurannya berbeda beda terkompaksi menjadi satu
dalam batuan sandy conglomerat, memiliki kebundaran yang baik yang merupakan
ciri batuan sedimen tipe konglomerat, dan memiliki kemas yang terbuka. Tekstur
dari sandy konglomerat adalah unstratified.
DAFTAR REFERENSI :
** diakses di indralya pada hari rabu, 12 Desember 2012, jam 20.00 wib.
Slide-slide dari mata kuliah mineralogy dan petrologi
dari Bapak Budhi Kuswan Susilo
Tidak ada komentar:
Posting Komentar